Melanjutkan perjuangan 41

Jokam Cyber Community [Berpengaruh Tidak Terpengaruh]

the best friendst

the best friendst
"Menampung Aspirasi, Menyampaikan Informasi, Menjalin Komunikasi, Mendekatkan Instituisi"

Minggu, 13 November 2011

"SOMEBODY Asked ME"


Adalah buku kumpulan tanya
jawab melalui E-mai
Berisi 85 daftar bahasan
dengan 527 halaman
Anda dapat memiliki buku ini
dengan mengganti ongkos cetak seharga Rp
100.000,-
untuk pemesan silahkan hub
Contact yang ada di Web
( Biaya pengiriman
ditanggung pemesan ) Bagi anda yang sudah login di
web ini
dapat menggunakan fasilitas :
- Ummat Bertanya Ustadz
Menjawab -
tanya - jawab bersama Ust.Aceng karimullah Adapun penjelasan lengkap
tentang buku "SOMEBODY
Asked ME"
Silahkan anda baca artikel
dibawah ini. Kegiatan dakwah tidak mesti
harus dengan bahasa lisan dan
dikumandangkan dari atas
sebuah podium. Dakwah juga
bisa dengan “pena” (bahasa
tulisan), bahkan dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi (internet)
dan jejaring sosial.Kalimat-
kalimat dakwah pun tidak
mesti dalam bentuk kalimat
formal dan kaku tapi bisa juga dalam gaya bahasa yang
santai dan lugas (tapi tetap
serius) yang mudah dipahami
oleh objek dakwah.. Sedangkan materi dakwah tidak hanya terbatas pada urusan sorga dan neraka (kehidupan akhirat) tapi harus
mencakup semua aspek kehidupan dan kesehari- harian sehingga tercapailah tekad kita sebagai muslim bahwa “sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk mencari ridho Alloh tuhan seru sekalian alam”. Inilah yang akan kita temukan dalam buku "SOMEBODY Asked ME ", jawaban-jawaban atas berbagai pertanyaan menyangkut masalah kesehari-harian beribadah dan bermasyarakat, dari soal aqidah dan ibadah sampai soal rumah tangga maupun pemilu, disajikan dengan kalimat-kalimat santai (malah terkadang kocak) tapi serius.


www.lantabur.tv/index.php?option=com_content&view=article&id=37:buku-q-somebody-asked-me-q&catid=1:hikmah&Itemid=77

Sabtu, 12 November 2011

Kata-kata golmbal memang terkadang perlu bagi sebagian orang.

Bahkan ada sorang
wanita yang jujur bahwa dia
memang senang utuk
digombali. Nah berikut ini adalah beberapa katakata
gombal yang bisa kamu
gunakan. “Kalo lagi sama kamu, aku
pengen pake Chronosphere
terus. Supaya aku bisa sama-
sama kamu selamanya.” “Aku
kayanya gagal jadi penulis
Novel deh, soalnya dari tadi aku nulis, yang tertulis cuma
nama kamu aja..” “Eh kita
main rampok2an yuk, aku
curi hatimu, kamu curi hatiku”
“Kopi apa yang manis?
Kopikir-pikir, rasanya cuma kamu” “Mungkin Tuhan sudah
hafal do’aku. soalnya
monoton. selalu ada tentang
kamu” “Bedanya kamu sama
rumus? Rumus susah diingat,
kamu susah dilupain.” “kayaknya aku sering liat
kamu deh… Oh iya, di
mimpiku.” “Neng tukang
pahat, ya? Soalnya Abang
selalu mematung kalo ada
Neng dideket Abang..” “Dicari: Tukang Gali Kubur. Buat
bikinin aku kuburan kalau
cintaku kamu tolak.”
“berakit-rakit
kehulu,berenang-renang ke
tepian, abang siap ke penghulu, biar neng ga
kesepian” “aku butuh dua hal
penting ini dlm hidup.
MATAHARI utk tiap pagiku
dan MATAHATI utk nemuin
cintamu..” “Aku ga lulus Ulangan Umum sayang, gara2
di bagian essay nya aku tulis
surat cinta buat kamu” “Tinta
yang gak bisa ilang? Tinta-tu
padamu.” “Apa yang luarnya
bobrok tapi dalemnya mulus? Kamu naik bajaj” “Bangau apa
yg bikin gemes ??
BANGAUnin kamu tidur.”
“hewan apa yang paling
bahagia di dunia ini? Bajing.
BAJINGkrakan abis ketemu kamu.” “Restaurant apa yg
pas banget buat
ngedeskripsiin kamu? Pizza
HOT” “KERA apa yang harus
dimusnahkan? KERAguan
untuk meminangmu. ” “Apa bedanya Monas sama kamu?
Kalo Monas milik negara, kalo
kamu, milikku” “Kenapa
orang pintar minum Tolak
Angin? Karena cuma orang
bodoh yang minum Tolak Kamu” “Saos tomat paling
enak? Ketchup-an darimu
dong..” “SETAN apa yg bikin
aku bahagia? SETANkai
mawar merah darimu ”
“Newton menemukan gaya tarik menarik gravitasi. Aku
yg menemukan gaya tarik
menarik di dirimu” “”Tau ga
kenapa aku mau masuk
elektro? aku mau bikin
Pembangkit Listrik Tenaga Cinta. Pasti rumah kita paling
terang”” “Kata dokter, berat
otakku nambah. gimana gak
nambah, kamu nangkring
terus disitu” “Kalo kamu lagi
di AS, Patung Liberty ga akan bawa obor tapi bakal bawa
BUNGA! ” “Aku rela menjadi
cewek ALAY, asalkan aku
ALAY bersama dirimu. ” “Kalo
Indonesia punya dasar
PANCASILA, kamu itu PANCA-RAN HATIKU!”
“Cintaku padamu lebih
PAMUNGKAS ketimbang
BAMBANG!” “Setiap aku
ketemu kamu, aku selalu
butuh injury time deh. Ga pernah cukup sih waktunya.”
“Orang2 pada takjub liat
panjangnya tembok Cina,
padahal kan lebih panjang
tembok Cinta kita” “Kalo neng
jadi nasi, abang mau jadi rice cookernya ah, biar bisa selalu
menghangantkan neng.”
“Kalau jatuhnya bulu mata
nandain ada yg kangen,aku
yakin punyamu rontok
semua.” “Biarpun dunia lagi demam bola, cuma bola mata
kamu yang bisa bikin aku
demam.” “Kamu wasit ya?
Priwitin aku dong.”
“Didepanku ada kamu.
Seketika detakku bergaya samba, hatiku tergocek,
waktu kau giring bola
mataku kesegala arah.” “Kalo
kamu ibarat bola yg
diperebutkan pria, maka aku
gawangnya. Selalu kepadakulah kamu kan
datang” “kamu juara lomba
layangan nasional ya? Pantes
paling pinter narik ulur
perasaanku” “DICARI:
Programmer, buat nge- program ulang otak aku
supaya gak kamuuuu terus
isinya.” “Neng, GODA-GODA 1
porsi. Di sini adanya GADO-
GADO bang.. Ooh, maaf neng,
liat eneng abang jadi terGODA siih” “”maaf sepertinya saya
lihat sesuatu deh di mata
anda..” “apa?” “masa depan
saya.”” “Minyak apa yang
dicari orang? Minyaksikan
kamu tersenyum.” “Aiih senengnya bakal sering liat
kamu di bumi, untung
selendangmu aku curi
kemarin.” “Kamu bisa baca
pikiran aku ga? Gampang sih,
NGACA aja, itu yg ada di PIKIRANKU” “anjing
menggonggong, kafilah
berlalu. Neng, boleh dong,
kalo abang mikirin eneng
selalu?” “Kalo cintaku ke
kamu bisa diuangin, jangankan century, utang
negara pasti aku bayarin!” “Eh
aku lupa bilang pas di-sensus
kemarin, di hatiku ada kamu.
Masuk itungan mereka gak
ya?” “Kenapa Superman pake kolornya diluar? Soalnya dia
buru-buru pengen ketemu
kamu.” “waktu foto kamu
aku pajang d kamar,poster
miyabi jadi mirip mpok ati”
“Aku punya pacar di setiap provinsi di Indonesia. Tapi
sekarang kamu menjajah
seluruh Indonesiaku.” “Sejak
kamu hadir di dekatku,semua
produk LG ada di hidupku.
Life’s Good !!! ” “Buat Neng apaan sih yg enggak,makan
BELING pun Abang rela,krn
Abang keBELINGer cinta
Neng..” “Kamu itu kayak
sundel bolong, bikin aku selalu
ngintip ke hati kamu” *Versi 2* Kumpulan SMS Gombal
Terbaru. Nah.. Ini sekiranya
bermanfaat bagi para
*gombalers* yang gemar
isengin cewek dengan sejuta
kata-kata mutiara yang masih di pertanyakan kebenarannya
alias Gombal ! Oke langsung
aja yak, berikut Kumpulan
SMS Gombal Terbaru …. Aku
udah pernah jatuh dari
jembaTAN aku udah pernah jatuh dari tangga juga pernah
jatuh dari sepeda. semuanya
ga enak, tapi ada satu yang
enak, yaitu saat aku jatuh
cinta sama kamu. Kamu tahu,
apa persamaan rasa sayangku ke kamu dengan matahari?
Adalah sama-sama terbit
setiap hari dan hanya akan
berakhir sampai kiamat.
Cintaku padamu sama seperti
tarif listrik dan BBM Ga pernah turun tapi selalu naik… Kamu
tau gak?? Ada 3 hal yg paling
aku suka di bumi ini matahari,
bulan dan kamu Matahari
untuk siang hari, bulan untuk
malam hari, dan kamu untuk selamanya… Perasaan cintaku
ke kamu seperti kentut kaloo
ditahan tersiksa, kalo
diungkapin malu, kaoo dah
keluar… fffuih… lega…….
Dibawah ini adalah beberapa hal yg aku ga suka dari kamu
1…. 2…. 3…. 4…. ah, apa boleh
buat, ga ada yg aku ga suka
dari kamu. aku suka kamu
apa adanya. Seumur hidup
aku selalu menjadi pejuang dan menang. tapi tanpa kamu,
kini aku menyerah… Cintamu
seperti pistol, menembak dan
tepat di hatiku. Kalo satu-
satunya cara untuk bertemu
kamu adalah dalam mimpi aku ga mau bangun dari
mimpi itu.. Aku tutup mataku
dan aku bisa lihat kamu aku
tutup telingaku dan aku bisa
dengar kamu padahal kamu
ga ada di dekatku…. Ternyata, kamu ada di hatiku. Kamu
adalah indah kalau foto kamu
dilihat5 para bidadari, pasti
mereka pada minder Dulu aku
ga pernah percaya dengan
sulap Tapi setelah kamu datang dengan membawa
daya magis dan mneyulap
hidupku jadi penuh warna,
aku percaya. Saat dekat
denganmu aku merasa benar-
benar hidup karena jantungku berdetak sangat cepat dag, dig
dug dot com….. Saat aku
minta cahaya, Tuhan beri aku
matahari saat aku butuh air,
Tuhan beri aku hujan saat aku
butuh kebahagiaan, Tuhan beri aku kamu. aku paling ga
bisa mengagumi orang sampai
akhirnya aku jatuh cinta sama
kamu kamu begitu
mengagumkan.. Saat aku
melihatmu, semua masalah di dunia ini keknya berhenti.
Karena kamu adalah sumber
kebahagiaan. cintaku padamu
lebih gombal dari semua kata-
kata gombal para
gombalers….

Rabu, 09 November 2011

Tentang Senkom Mitra Polri

I. PENDAHULUAN Terbentuknya
suatu negara antara
lain adanya
wilayah, penduduk
dan pemerintahan,
dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
diperlukan suatu
system untuk
mengatur roda
pemerintahan, salah satu system
yang sangat
dominant adalah
system keamanan.
Kebutuhan rasa
aman dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara
merupakan
kebutuhan hakiki
dalam masyarakat, karena dengan rasa
aman inilah roda
kehidupan dalam
masyarakat akan
berjalan normal
dan sempurna sesuai dengan dasar
dan landasan
negara yaitu
Pancasila dan UUD
1945. Sesuai dengan
Undang-undang
tentang Kepolisian
Republik Indonesia
No. 2 Tahun 2002
Bab I Pasal 3 ayat 1c tentang
Pengembangan
Sistem Keamanan
dan Ketertiban
Masyarakat tetap
bertumpu paa system
pengamanan
Swakarsa dan kita
pembinaan
kesadaran
masarakat terhadap
kamtibmas yang
sudah dilaksanakan
sejak tahun 1984
oleh kelompok
masyarakat peduli keamanan
lingkungan harus
ditingkatkan secara
terus menerus
dimana sesuai
dengan fungsi dan peran serta
Kepolisian. Pada dasarnya
Senkom Mitra Polri
ini adalah
sekelompok
masyarakat yang
dibentuk untuk membantu
menginformasikan
dan membantu
pengamanan di
lingkungan
terdekatnya atau dimana saja berada,
serta memberikan
informasi kepada
masyarakat atau
dimana saja berada
serta memberikan informasi kepada
masyarakat
tentang
pentingnya
pengamanan
swakarsa di lingkungan masing-
masing. Senkom Mitra Polri
dibentuk atas dasar
Surat Keputusan
Kapolri No. Pol.
Skep/661/XI/1992
tanggal 26 Nopember 1992 dan
Undang-undang No.
2 Tahun 2002
tentang Kepolisian
Republik Indonesia. II. TUJUAN,
SIFAT dan
BENTUK Tujuan SENKOM
MITRA POLRI
adalah
memasyarakatkan
kamtibmas
meningkatkan kesadaran
masyarakat
tentang hukum
dan kamtibmas
serta merupakan
wujud partisipasi masyarakat dalam
pembinaan
kamtibmas. Sifat Organisasi ini
bersifat fungsional
dan independen,
dan bentuk
organisasi adalah
tempat berhimpun dan sebagai sentra
komunikasi MITRA
POLRI. III. AZAS dan
LANDASAN 1. Organisasi
ini
berazaskan
Pancasila
dan UUD
1945 2. Landasan
Operasional
SENKOM
MITRA
POLRI
adalah UU No. 8 Tahun
1985
tentang
Ormas. 3. Tap MPR No.
II Tahun
1988
tentang
GBHN
Bidang Hankam
butir 12
mengenai
Sistem
Keamanan
dan Ketertiban
Masyarakat
secara
Swakarsa 4. SK
Menhamka
Pangab No. :
Skep/618/
V/1981
tanggal 25 Mei 1981
tentang
Pengesahan
Pedoman
Pembinaan
Keamanan Sistem
Keamanan
Swakarsa. 5. Petunjuk
Pelaksanaan
Kapolri No. :
Juklak/10/
IV/1992
tanggal 28 Maret 1992
tentang
Bintara Polri
Pembina
Kamtibmas
di Desa/ Kalurahan. 6. Undang-
Undang No.
2 Tahun
2002
tentang
Kepolisian Republik
Indonesia. IV. FUNGSI 1. Turut serta
dalam
menciptaka
keamanan
dan
ketertiban dalam
masyarakat. 2. Turut
menyadarka
masyarakat
tentang
pentingnya
Pam Swakarsa 3. Turut
menciptaka
suasana
yang lebih
sehat,
dinamis dan demokratis
sejalan
dengan
tuntutan
dinamika
perkembang keamanan
di dalam
masyarakat,
sehingga
terwujudny
iklim yang mendorong
masyarakat
untuk dapat
lebih
berperan
aktif dalam menciptaka
keamanan
swakarsa. V. TUGAS
UTAMA 1. Memupuk dan
meningkatkan
idealisme,
patriotisme dan
nasionalisme
anggota 2. Membina dan
mengembangkan
kemampuan
profesionalisme,
kemajuan serta
tanggungjawab para anggota
terhadap
terciptanya situasi
yang kondusif. 3. Membina dan
mengembangkan
potensi anggota
dan masyarakat 4. Membina dan
mengembangkan
nilai etika dan
tanggung jawab.

Keihlasan Penjual Ketoprak

Kisah ini terjadi beberapa
tahun yang lalu, saat saya
dan keluarga sedang
menginap di sebuah wisma,
di daerah Cipanas-Jawa
Barat. Pagi itu, kami jalan- jalan pagi sambil berusaha
mencari penjual bubur
ayam keliling. Tapi entah
kenapa, jangankan penjual
bubur ayam, pedagang
kaki lima lain juga tidak tampak batang hidungnya.
Mungkin karena hari itu
hari minggu, jadi para
pedagang kaki lima di
sekitar daerah itu juga
berlibur tidak melakukan aktivitas hariannya.


Setelah berjalan agak jauh
dari hotel, kami
menemukan seorang abang
penjual ketoprak yang
sedang melayani seorang
pembeli. Awalnya kami ragu untuk singgah di
tempat itu, karena adik
saya saat itu sedang ingin
sekali makan bubur ayam. .
Tapi, karena perut yang
sudah tidak bisa kompromi, akhirnya kami
memutuskan untuk
membeli ketoprak pada si
abang tersebut.


Ketika penjual ketoprak
sedang mempersiapkan
makanan yang kami pesan,
tiba-tiba datang seorang
nenek tua berusia sekitar
60-70 tahun yang sudah agak bungkuk dan
berjalan perlahan ke arah
kami. Nenek itu
menggunakan baju tua
yang sudah lusuh dengan
selendang yang disampirkan dikepalanya
dengan warna yang sudah
tidak jelas pula.


Terus terang, saya agak
terenyuh melihat nenek itu,
entah dimana anak-cucu-
nya yang tega membiarkan
nenek itu berjalan sendirian
tertatih-tatih tanpa ada yang menemani. Nenek itu
menghampiri gerobak kami
dan duduk di salah satu
bangku di situ. Ia
mengatakan sesuatu
kepada abang penjual ketoprak yang segera
dibalas dengan pemberian
satu piring ketoprak oleh si
abang.


Ketika nenek itu makan,
saya sempat melihat isi
piring-nya yang hanya
berisi setengah porsi
lontong dengan sedikit
bumbu kacang, tanpa ada campuran lainnya. Jelas
kalau nenek itu tidak
memiliki uang untuk
membeli ketoprak dengan
porsi dan campuran biasa.
Sebenarnya saat itu hati kecil saya menyuruh saya
untuk meminta abang
ketoprak untuk
menyiapkan satu porsi
biasa untuk si nenek, tapi
saya takut hal itu akan menyinggung nenek,
sehingga saya
mengurungkan niat baik
tersebut.


Akhirnya setelah pesanan
kami selesai, saya dan adik,
yang ternyata dari tadi juga
memperhatikan nenek itu,
memutuskan untuk
membayar makanan yang disantap nenek tua
tersebut tanpa
mengatakannya pada si
nenek.


Ketika hendak membayar
dan menyerahkan uang
kepada penjual ketoprak,
setelah mengatakan
maksud kami, alangkah
tersentak dan terharunya hati kami ketika
mendengar jawaban
penjual ketoprak. Penjual ketoprak itu
berkata, “Maaf neng, tidak
apa-apa kok. Nenek itu
sudah tiap pagi kemari, dan
saya berikan lontong itu
secara cuma-cuma. Meskipun cuma sedikit, hal
itu saya anggap menjadi
tanggung jawab saya
sebagai sesama muslim.
Terima kasih atas niat baik
neng...” Tanpa bisa berkata-kata
dan hanya ucapan “terima
kasih” yang keluar dari
mulut saya, saya dan adik
pun berlalu dari situ dan
pulang menuju hotel. Entahlah, rasanya saat itu
Allah memberi pelajaran
berharga melalui penjual
ketoprak itu pada saya.
Betapa luasnya keikhlasan
yang dimiliki oleh penjual ketoprak itu. Saya
bayangkan, jika setiap
muslim merasa memiliki
tanggung jawab terhadap
muslim lainnya, alangkah
indah dan bahagianya kehidupan yang terjalin di
alam ini. Jika semua penjual
ketoprak & penjual
makanan lainnya memiliki
hati dan niat semulia
penjual ketoprak itu, mungkin saja angka
kelaparan yang terjadi di
negeri kita pasti bisa
ditekan. Penjual ketoprak itu telah
mengajarkan saya bahwa
tidak perlu kaya harta baru
bisa membantu orang lain,
yang kita perlukan hanya
kaya hati.

Senin, 07 November 2011

Wajah Ketika Tidur

Pernahkah anda menatap
orang-orang yang anda
sayang saat mereka sedang
tidur? Kalau belum, cubalah sekali
saja menatap mereka saat
sedang tidur. Saat itu yang tampak
adalah ekspresi paling
wajar dan paling jujur dari
seseorang. Seorang artis yang ketika
di panggung begitu cantik
dan gemerlap pun akan
tampak 'polos' dan jauh
berbeza jika ia sedang
tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah
tidur tak akan
tampakwajah bengisnya. Perhatikanlah ayah anda
saat beliau sedang tidur. Sedarilah, betapa badan
yang dulu kuat dan gagah
itu kini semakin tua dan
lemah, betapa rambut-rambut
putih mulai menghiasi
kepalanya, betapa kerut
merut mulai terpahat di
wajahnya. Orang inilah
yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan
kita, anak-anaknya. Orang
inilah, rela melakukan apa
saja asal perut kita
kenyang dan pendidikan
kitalancar. Sekarang, beralihlah. ...
Lihatlah ibu anda.... Hmm...kulitnya mulai
keriput dan tangan yang
dulu halus membelai- belai
tubuh bayi kita itu kini
kasar kerana menempuhi
kehidupan yang mencabar demi kita. Orang inilah yang
tiap hari menguruskan
keperluan kita. Orang inilah
yang paling rajin
mengingatkan dan
membebel kita semata- mata kerana rasa kasih dan
sayang, dan sayangnya, itu
sering kita salah ertikan.
Cubalah menatap wajah
orang-orang yang kita cintai..sayangi
itu... Ayah, Ibu, Suami, Isteri,
Kakak, Adik, Anak,
Sahabat, Semuanya... Rasakanlah sensasi yang
timbul sesudahnya.
Rasakanlah energi cinta
yang mengalir perlahan-lahan saat
menatap wajah mereka
yang terlelap itu.
Rasakanlah getaran cinta
yang mengalir deras ketika
mengingat betapa banyaknya pengorbanan
yang telah dilakukan
orang-orang itu untuk
kebahagiaan anda.
Pengorbanan yang
kadang-kadang tertutupi oleh salah faham kecil yang
entah kenapa selalu saja
nampak besar. Secara ajaib
Tuhan mengatur agar
pengorbanan itu akan
tampak lagi melalui wajah- wajah jujur mereka saat
sedang tidur. Pengorbanan
yang kadang melelahkan
serta memenatkan mereka
namun enggan mereka
ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun
membantu untuk
mengungkap segalanya.
Tanpa kata, tanpa suara dia
berkata... "betapa
lelahnya..penatnya aku hari ini". Dan penyebab lelah dan
penat itu? Untuk siapa dia berpenat
lelah Tak lain adalah untuk.. KITA..... Suami yang bekerja keras
mencari nafkah, isteri yang
bekerja keras mengurus
dan mendidik anak, juga rumah.
Kakak, adik, anak, dan
sahabat yang telah
menemani hari-hari suka
dan duka bersama kita.
Resapilah kenangan- kenangan manis dan pahit
yang pernah terjadi dengan
menatap wajah-wajah
mereka. Rasakanlah betapa
kebahagiaan dan rasa terharu seketika
menerpa jika mengingat itu
semua. Bayangkanlah apa
yang akan terjadi jikaesok
mereka "orang-orang
terkasih itu" tak lagi membuka matanya, untuk selamanya ... Renungkanlah...

Sabtu, 05 November 2011

Garam Dan Telaga

Suatu ketika, hiduplah
seorang tua bijak. Dan pada
suatu pagi, datanglah
seorang anak muda yang
sedang dirundung banyak
masalah. Langkahnya gontai dengan muka yang
ruwet. Tamu itu memang
tampak sebagai orang yang
tak bahagia. Tanpa membuang waktu,
anak muda itu
menceritakan masalahnya
kepada Pak Tua. Pak Tua
yag bijak hanya
mendengarkan ceritanya dengan seksama. Ia lalu
mengambil segenggam
garam, dan meminta
tamunya untuk mengambil
segelas air. Ditaburkannya
garam itu kedalam segelas air, lalu diaduknya dengan
perlahan. “Coba minum ini,
dan katakana bagaimana
rasanya. . .”, ujar Pak Tua
itu. “Pahit, Pahit sekali,” jawab
sang tamu, sambil meludah
ke samping Pak Tua itu sedikit
tersenyum. Lalu, Ia
mengajak tamunya itu ke
tepi telaga di dalam hutan
dekat tempat tinggalnya.
Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan
akhirnya mereka samapi di
tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu lalu kembali
menaburkan segenggam
garam ke dalam telaga itu.
Dengan sepotong kayu,
diaduknya garam itu. “Coba
ambil air dari telaga ini dan minumlah,”. Saat sang tamu
selesai meneguk air itu, Pak
Tua berkata lagi
“Bagaimana rasanya?” “Segar,” sahut Tamunya.
“Apakah kamu merasakan
garam dalam air itu?”,
Tanya Pak Tua lagi.
“Tidak,” jawab si Anak
Muda Dengan biajk, Pak Tua itu
menepuk-nepuk punggung
Anak Muda itu. Lalu ia
mengajaknya duduk
berhadapan, bersimpuh di
tepi Telaga itu. “Anak Muda, dengarlah. Pahitnya
kehidupan adalah layaknya
sengenggam garam, tak
lebih dan tak kurang.
Jumlah dan rasa pahit itu
sama, dan memang akan tetap sama. “Tapi, kepahitan yang kita
rasakan, amat sangat
tergantung dari wadah
yang kita miliki. Kepahitan
itu, akan didasarkan dari
perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu
semua akan tergantung
pada hati kita. Jadi, saat
kamu merasakan
kepahitan dan kegagalan
dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu
lakukan. Lapangkanlah
dadamu menerima
semuanya. Luaskanlah
hatimu untuk menampung
setiap kepahitan itu.” Pak Tua itu lalu kembali
memberikan nasehat,
“Hatimu adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat
itu. Kalbumu adalah tempat
untuk menampung segalanya. Jadi, jangan
jadikan hatimu itu seperti
gelas, jadikan hatimu itu
laksana telaga yang mampu
meredam segala kepahitan
itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan
kebahagiaan.” Keduanya lalu beranjak
pulang. Keduanya sama-
sama belajar pada hari itu.
Dan Pak Tua yang bijak itu,
kembali menyimpan
‘segenggam garam’ untuk anak muda yang lain, yang
datang kepadanya dengan
keresahan jiwa.

Jumat, 04 November 2011

Antara Ibu Dan Pasangan

kLo dah pernah baca, harap
abaikan Aku ada pasangan hidup
sendiri.... Bila senang, aku cari....
pasanganku Bila sedih, aku cari.... ibu Bila mendapat keberhasilan,
aku ceritakan pada....
pasanganku Bila gagal, aku ceritakan
pada.... ibu Bila bahagia, aku peluk
erat.... pasanganku Bila berduka, aku peluk
erat.... ibuku Bila ingin berlibur, aku
bawa.... pasanganku Bila sibuk, aku antar anak
ke rumah.... ibu Bila sambut valentine.. Aku
beri hadiah pada
pasanganku Bila sambut hari ibu... aku
cuma dapat ucapkan
"Selamat Hari Ibu" Selalu.. aku ingat
pasanganku Selalu.. ibu ingat aku Setiap saat... aku akan
telepon pasanganku Entah kapan... aku ingin
telepon ibu Selalu... aku belikan hadiah
untuk pasanganku Entah kapan... aku ingin
belikan hadiah untuk ibu Renungkan: "Kalau kau sudah selesai
belajar dan berkerja...
masih ingatkah kau pada
ibu? tidak banyak yang ibu
inginkan... hanya dengan
menyapa ibupun cukuplah". Berderai air mata jika kita
mendengarnya........ Tapi kalau ibu sudah
tiada.......... IBUUUU...RINDU IBU....
RINDU SEKALI.... Berapa banyak yang
sanggup menyuapi
ibunya.... Berapa banyak yang
sanggup mencuci muntah
ibunya..... Berapa banyak yang
sanggup menggantikan
alas tidur ibunya..... Berapa banyak yang
sanggup membersihkan
najis ibunya...... . Berapa banyak yang
sanggup membuang
belatung dan
membersihkan luka kudis
ibunya.... Berapa banyak yang
sanggup berhenti kerja
untuk menjaga ibunya..... Seorang anak menemui
ibunya yang sedang sibuk
menyediakan makan malam
di dapur lalu menghulurkan
selembar kertas yang
bertuliskan sesuatu. Si ibu segera melap tangannya
dan menyambut kertas
yang dihulurkan oleh si
anak lalu membacanya.
Upah membantu ibu: 1) Membantu pergi belanja :
Rp 4.000,- 2) Membantu jaga adik : Rp
4.000,- 3) Membantu buang
sampah : Rp 1.000,- 4) Membantu membereskan
tempat tidur : Rp 2.000,- 5) Membantu siram bunga :
Rp 3.000,- 6) Membantu sapu sampah :
Rp 3.000,- Jumlah : Rp 17.000,- Selesai membaca, si ibu
tersenyum memandang si
anak, kemudian si ibu
mengambil pensil dan
menulis sesuatu di belakang
kertas yang sama. 1) Biaya mengandung
selama 9 bulan - GRATIS 2) Biaya tidak tidur karena
menjagamu - GRATIS 3) Biaya air mata yang
menitik karenamu - GRATIS 4) Biaya gelisah karena
mengkhawatirkanmu -
GRATIS 5) Biaya menyediakan
makan, minum, pakaian,
dan keperluanmu -GRATIS Jumlah Keseluruhan Nilai
Kasihku - GRATIS Air mata si anak berlinang
setelah membaca apa yang
dituliskan oleh si ibu. Si
anak menatap wajah ibu,
memeluknya dan berkata,
"Aku Sayang Ibu". Kemudian si anak
mengambil pensil dan
menulis "Telah Dibayar
Lunas" ditulisnya pada
muka surat yang sama

Duduk di sisi orang yg mengenal Allah, akan mengajak kita kepada enam hal dan berpaling dari enam hal.

1. Dari ragu menjadi yakin.. 2. Dari riya menjadi ikhlas..
3. Dari ghaflah (lalai)
menjadi ingat kepada
Allah..
4. Dari cinta dunia menjadi
cinta akhirat.. 5. Dari sombong menjadi
tawadhu (rendah hati).
6. Dari buruk hati menjadi
nasehat."

Kamis, 03 November 2011

Definisi CINTA

apakah definisi CINTA pd
pandangan teman-teman
sekalian..???
Adakah CINTA adalah
bercumbu-cumbuan dan
berpeluk2kan di tmpt umum sbg tandanya
cinta???
...
Atau…
adakah dgn ucapan
romantis serta berpegangan tgn akan
terasa
nikmatnya cinta atau sbg
bukti kasih sayang yg
kononnya cinta
suci??? Waow gombal nich!! Hmmm...Jelas suatu
kebohongan bila seorang
lelaki berkata dia benar2
mencintaimu sedangkan
pada waktu yg sama,ia
telah mencemarkan maruahmu, kesucianmu
dan menggoyahkan
imanmu . Diakah lelaki yg engkau
harapkan menjadi
teman sejati untuk melayari
bahtera kehidupan agar
bersama2 bisa mendarat di
pulau impian?? Lelaki yg benar2
mencintaimu tidak akan
mengumbar nafsu pd
kekasihnya walau sekadar
bersentuhan tangan sbg
bukti cintanya. AWAS BAHAYA!!! Semua
perlakuan itu adalah
hasutan nafsu godaan
SYETAN…. Secara jujur, seorg lelaki yg
sememangnya jatuh cinta
terhadap mu ia akan
menunjukkan sikap, sifat
serta
penampilan yg meyakinkan insan yg dicintainya. Tetapi,
berhati2lah krn setengah
dari sikap yg penuh sopan
santun itu, terkadang
penuh juga dgn kepura-
puraan. He he maaf buat yg cowo'a
jgn tercinggung ya,,, INGATLAH!!! Cinta yg murni
bukanlah cinta sang
monyet, cinta yg
melompat-lompat dan
begitu rapuh… Ia juga
bukan seperti cinta antara ‘Romeo dan Juliet’,
maupun cinta ‘Laila dan
Majnun’… Tetapi Cinta yg murni
adalah nikmat cinta yg lahir
seperti cintanya Rasulullah
dgn Khadijah,
Aisyah serta Saidina Ali dgn
Fatimah. Janganlah engkau terlalu
terburu2 merebut cinta
murahan yg berkeliaran...
karena ia
bisa mjadi virus perusak
kehidupanmu yg penuh keimanan. Wahai teman-temanku
Serahkanlah cintamu pada
yg MAHA PEMILIK CINTA.
Dan buat engkau jg yg
pernah atau mgkn skrg sdg
dilamun cinta, bukan bermakna boleh berkorban
jiwa dan ragamu. CINTAILAH ALLAH SWT
MELEBIHI SEGALA2'y
KARENA CINTA YG ABADI
DAN
HAKIKI PASTI AKAN
BERBALAS DGN BERBAGAI NIKMAT YG TIDAK
TERHITUNG

Pesan Dari GAZA

Untuk saudaraku di Indonesia, Saya tidak tahu, mengapa saya
harus menulis dan mengirim
surat ini untuk kalian di
Indonesia, Namun jika kalian
tetap bertanya kepadaku,
kenapa? Mungkin satu- satunya jawaban yang saya
miliki Adalah karena Negeri
kalian berpenduduk muslim
terbanyak di punggung bumi
ini, bukan demikian
saudaraku? Disaat saya menunaikan ibadah
haji beberapa tahun silam,
ketika pulang dari melempar
jumrah, saya sempat
berkenalan dengan salah
seorang aktivis da'wah dari Jama'ah haji asal Indonesia, dia
mengatakan kepadaku, setiap
tahun musim haji ada sekitar
205 ribu jama'ah haji berasal
dari Indonesia datang ke
Baitullah ini. Wah, sungguh jumlah angka yang sangat
fantastis dan membuat saya
berdecak kagum. Lalu saya mengatakan
kepadanya, saudaraku, jika
jumlah jama'ah Haji asal GAZA
sejak tahun 1987 Sampai
sekarang digabung, itu belum
bisa menyamai jumlah jama'ah haji dari negeri kalian dalam
satu musim haji saja. Padahal
jarak tempat kami ke Baitullah
lebih dekat dibanding kalian
yah?. wah, pasti uang kalian
sangat banyak yah?, apalagi menurut sahabatku itu ada 5%
dari rombongan tersebut yang
menunaikan ibadah haji untuk
yang kedua kalinya,
Subhanallah. Wahai saudaraku di Indonesia, Pernah saya berkhayal dalam
hati, kenapa saya dan kami
yang ada di GAZA ini, tidak
dilahirkan di negeri kalian saja.
Wah, pasti sangat indah dan
mengagumkan yah?. Negeri kalian aman, kaya dan subur,
setidaknya itu yang saya
ketahui Tentang negeri kalian. Pasti para ibu-ibu disana amat
mudah menyusui bayi-
bayinya, susu formula bayi
pasti dengan mudah kalian
dapatkan di toko-toko dan
para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah
bersalin di rumah sakit yang
mereka inginkan. Ini yang membuatku iri
kepadamu saudaraku tidak
seperti di negeri kami ini,
saudaraku, anak-anak bayi
kami lahir di tenda-tenda
pengungsian. Bahkan tidak jarang tentara Israel menahan
mobil ambulance yang akan
mengantarkan istri kami
Melahirkan di rumah sakit
yang lebih lengkap alatnya di
daerah Rafah, Sehingga istri- istri kami terpaksa melahirkan
diatas mobil, yah diatas mobil
saudaraku!. Susu formula bayi adalah
barang yang langka di GAZA
sejak kami di blokade 2tahun
lalu, namun isteri kami tetap
menyusui bayi-bayinya dan
menyapihnya hingga dua tahun lamanya, walau
terkadang untuk
memperlancar ASI mereka,
isteri kami rela minum air
rendaman gandum. Namun, mengapa di negeri
kalian, katanya tidak sedikit
kasus pembuangan bayi yang
tidak jelas siapa ayah dan
ibunya, terkadang ditemukan
mati di parit-parit, di selokan- selokan dan di tempat sampah,
itu yang kami dapat dari
informasi televisi. Dan yang membuat saya
terkejut dan merinding,
ternyata negeri kalian adalah
negeri yang tertinggi kasus
Abortusnya untuk wilayah
ASIA, Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian? Apakah karena
di negeri kalian tidak ada
konflik bersenjata seperti
kami disini, sehingga orang
bisa melakukan hal hina
tersebut?, sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah
nyawa bagi kami di sini. Memang hampir setiap hari di
GAZA sejak penyerangan
Israel, kami menyaksikan
bayi-bayi kami mati, Namun,
bukanlah diselokan-selokan,
atau got-got apalagi ditempat sampah? saudaraku! Mereka
mati syahid, saudaraku! mati
syahid, karena serangan roket
tentara Israel! Kami temukan mereka tak
bernyawa lagi dipangkuan
ibunya, di bawah puing-puing
bangunan rumah kami yang
hancur oleh serangan roket
tentara Zionis Israel, Saudaraku, bagi kami nilai
seorang bayi adalah Aset
perjuangan perlawanan kami
terhadap penjajah Yahudi.
Mereka adalah mata rantai
yang akan menyambung perjuangan kami
memerdekakan Negeri ini. Perlu kalian ketahui, sejak
serangan Israel tanggal 27
desember (2009) kemarin,
Saudara-saudara kami yang
syahid sampai 1400 orang, 600
diantaranya adalah anak-anak kami, namun sejak
penyerangan itu pula sampai
hari ini, kami menyambut
lahirnya 3000 bayi baru Dijalur
Gaza, dan Subhanallah
kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak
yang kembar, Allahu Akbar! Wahai saudaraku di Indonesia, Negeri kalian subur dan
makmur, tanaman apa saja
yang kalian tanam akan
tumbuh dan berbuah, namun
kenapa di negeri kalian masih
ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar.
Apa karena kalian sulit
mencari rezki disana? apa
negeri kalian sedang di
blokade juga? Perlu kalian ketahui,
saudaraku, tidak ada satupun
bayi di Gaza yang menderita
kekurangan gizi apalagi
sampai mati kelaparan, walau
sudah lama kami diblokade. Kalian terlalu manja! Saya
adalah pegawai Tata Usaha di
kantor pemerintahan Hamas
Sudah 7 bulan ini, gaji bulanan
belum saya terima, tapi Allah
SWT yang akan mencukupkan rezki untuk kami. Perlu kalian ketahui pula, bulan
ini saja ada sekitar 300 pasang
pemuda baru saja
melangsungkan pernikahan.
Yah, mereka menikah di sela-
sela serangan agresi Israel, Mereka mengucapkan akad
nikah, diantara bunyi letupan
bom dan peluru saudaraku. Dan Perdana menteri kami,
yaitu Ust Isma'il Haniya
memberikan santunan awal
pernikahan bagi semua
keluarga baru tersebut. Wahai Saudaraku di Indonesia, Terkadang saya pun iri,
seandainya saya bisa
merasakan pengajian atau
halaqoh pembinaan Di Negeri
antum, seperti yang
diceritakan teman saya tersebut, program pengajian
kalian pasti bagus bukan,
banyak kitab mungkin yang
telah kalian baca, dan buku-
buku pasti kalian telah lahap,
kalian pun sangat bersemangat bukan, itu karena kalian
punya waktu. Kami tidak memiliki waktu
yang banyak disini wahai
saudaraku. Satu jam, yah satu
jam itu adalah waktu yang
dipatok untuk kami disini
untuk halaqoh, setelah itu kami harus terjun langsung ke
lapanagn jihad, sesuai dengan
tugas yang Telah diberikan
kepada kami. Kami di sini sangat menanti-
nantikan hari halaqoh tersebut
walau cuma satu jam
saudaraku, tentu kalian lebih
bersyukur, kalian lebih punya
waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, Seperti
ta'aruf, tafahum dan takaful di
sana. Hafalan antum pasti lebih
banyak dari kami, Semua
pegawai dan pejuang Hamas di
sini wajib menghapal surat al
anfaal sebagai nyanyian
perang kami, saya menghapal di sela-sela waktu istirahat
perang, bagaimana Dengan
kalian? Akhir desember kemarin, saya
menghadiri acara wisuda
penamatan hafalan 30 juz
anakku yang pertama, ia
diantara 1000 anak yang tahun
ini menghapal al-qur'an, umurnya baru 10 tahun, saya
yakin anak-anak kalian jauh
lebih cepat menghapal al-quran
ketimbang anak-anak kami
disini, di Gaza tidak ada SDIT
seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur
sekarang. Mereka belajar di antara puing-
puing reruntuhan gedung
yang hancur, yang tanahnya
sudah diratakan, diatasnya
diberi beberapa helai daun
pohon kurma, yah di tempat itulah mereka belajar
saudaraku, bunyi suara
setoran hafalan al-quran
mereka bergemuruh diantara
bunyi-bunyi senapan tentara
Israel? Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal, karena
memang didepan mereka
tafsirnya. Langsung Mereka
rasakan. Wahai Saudaraku di Indonesia, Oh, iya, kami harus berterima
kasih kepada kalian semua,
melihat aksi solidaritas yang
kalian perlihatkan kepada
masyarakat dunia, kami
menyaksikan demo-demo kalian disini. Subhanallah, kami
sangat terhibur, karena kalian
juga merasakan apa yang
kami rasakan disini. Memang banyak masyarakat
dunia yang menangisi kami di
sini, termasuk kalian di
Indonesia. Namun, bukan
tangisan kalian yang kami
butuhkan saudaraku biarlah butiran air matamu adalah
catatan bukti nanti di akhirat
yang dicatat Allah sebagai
bukti ukhuwah kalian kepada
kami. Doa-doa kalian dan dana
kalian telah kami rasakan manfaatnya. Oh, iya hari semakin larut,
sebentar lagi adalah giliran
saya Untuk menjaga kantor,
tugasku untuk menunggu jika
ada telepon dan fax yang
masuk Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat
yang lain lagi Salam untuk
semua pejuang-pejuang islam
di Indonesia. Akhhuka…..Abdullah ( Gaza
City ..1430 H) sumber: http://www.voa-
islam.com/

Jumat, 28 Oktober 2011

Malaikat Pelindung Oleh Neng Olish

Suatu hari, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. Maka, ia bertanya pada Tuhan. “Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, Aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah yang akan melindungiku disana?

”. Tuhan pun menjawab. “Diantara semua malaikat-Ku. Aku akan memilih seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu.” Si Kecil bertanya lagi, ‘Tapi. Disini, di Surga ini, aku tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia.

Tuhanpun menjawab, ‘Tak apa, malaikatmu itu akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan semua itu pasti akan membuatmu bahagia.” Namun si Kecil bertanya lagi, “Bagaimanakah aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak mengerti bahasa yang mereka pakai?

Tuahnpun menjawab, “Malaikatmu itu akan membisikanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar berada di sampingmu. Dan dengan kasihnya, ia akan mengajarimu untuk bisa mengerti bahasa manusia.” Si Kecil bertanya lagi, “Lalu, bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Tuhan?”

Tuhanpun kembali menjawab, “Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdo’a.” Lagi-lagi si Kecil menyelidik. “Namun, aku mendengar, disana ada bnanyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?

Tuhanpun menjawab, ‘Tenang, malaikatmu akan terus melindungimu, walaupun nyawa menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentinganmu sendiri untuk keselamatanmu.” Namun, si Kecil kini malah sedih, “Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tidak bisa melihat-Mu lagi.

Tuhan menjawab lagi, “Malaikatmu, akan terus mengajarkanku keagungan- Ku. Dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat pada-Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, Aku akan selalu ada disisimu.”

Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. “Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong, sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku…”

Tuhanpun kembali menjawab, “Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan : Ibu…”

++++++Motivasi Corner+++++

+ Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan. (R. F. Kennedy)

Percayalah pada keajaiban, tapi jangan tergantung padanya. (H. Jackson Brown, Jr)

Senin, 03 Oktober 2011

::.. Buat Aku Jatuh Cinta Padamu ..:: Oleh Neng Olish

๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑۩๑ Cinta adalah sebuah
anugrah terindah dari
kehidupan manusia …
membahagiakan jika
mereka merasakannya.
Setiap insan manusia merindukan arti sebuah
cinta yang tulus dari
pasangannya tapi
kecintaan kepada Alloh
adalah sebenar benarnya
cinta Allah Berfirman Dalam Al-
Quran: “… Allah mencintai mereka
dan mereka pun mencintai-
Nya …” (Q.s. Al-Maidah
5:54). Ketika seseorang telah
merasakan apa itu jatuh
cinta maka hal terbaik yang
harus dilakukannya adalah
membangun cinta ya
menjadikan Cinta bukan lagi sekedar kata benda,
namun kata kerja yaitu
Mencintai! Sayangnya, tidak semua
mengembalikan Cinta pada
sang Pencipta,tidak semua
memasrahkan Cinta pada
sang Pencinta, Mengaku
Cinta, namun tidak banyak yang TULUS...karena Cinta
bukan ditunggu, namun
diupayakan... Sesaat mencoba meresapi,
benarkah Cinta dan Benci
itu berbeda sangat tipis?? Karenanya baginda nabi
saw menasehatkan, "Cintailah kekasihmu
dengan sederhana, boleh
jadi engkau akan
membencinya pada suatu
ketika. Dan bencilah orang
yang engkau benci dengan sederhana, boleh jadi
engkau akan mengasihinya
pada suatu ketika." (HR At-Turmuzi) Jauh lebih menyakitkan
saat merasa kehilangan
rasa cinta, rindu, perhatian,
cemburu, dari seseorang
yang kita cintai, daripada
kehilangan karena kematian (atau terpisah
jarak). Jika kehilangan
semua rasa itu, jasadnya
ada tapi “tiada”, sedang
kehilangan karena
kematian, cintanya tetaplah ada. Karena kata baginda
nabi shalallahu alaihi
wasallam, “seseorang akan
bersama yg dicintai.” ( HR Muslim) Keseluruhan dari orang
yang kita cintai adalah milik
Sang Pencipta, dan melalui
kekasihNya, dalam
sabdanya, telah dijanjikan,
bahwa kita akan bersama dengan orang-orang yang
kita cintai. Jadi cukupkan
diri dengan janji tuhan, jika
kita yakin bahwa cinta tak
akan hadir tanpa
kehendakNya, dan tak akan hilang tanpa
kehendakNya pula. Abdullah bin Masud ra., ia
berkata: “Seorang lelaki datang
kepada Rasulullah saw. dan
berkata: Wahai Rasulullah,
bagaimana pendapatmu
tentang seseorang yang
mencintai suatu kaum namun dia belum dapat
bertemu dengan mereka?
Rasulullah saw. menjawab:
Seorang akan bersama
orang yang dicintai.” ( HR Muslim) Setiap insan ingin
mendapatkan pasangan
terbaik dalam hidupnya
bagaimana menjadikan
pasangan itu mencintai nya
sebuah pertanyaan yg penuh dengan berbagai
jawaban…. Cinta!, cinta adalah hadiah
terbesar dari Allah SWT
untuk anak-anak Adam.
Tanpa cinta, orang
bagaikan kayu kering. BUAT AKU JATUH CINTA
PADAMU Buat aku jatuh cinta
padamu Wahai kau yang kan
menjadi pasangan tulang
rusukku…. Dengan sebuah cinta tulus
karena Illahi robbi bukan dengan harta atau
parasmu bukan dengan buaian
untaian kata-kata manismu bukan dengan perhatianmu
padaku karena kau belum halal
bagiku Buat aku jatuh cinta
padamu Dengan indahnya akhlak n
budi pekertimu Melabuhkan cintamu pada
Alloh melebihi cintamu
padaku Buat aku jatuh cinta
padamu Dengan ajak aku berlomba
dalam sebuah kebaikan teguh dengan jihad yang
kau tegakkan berikan semangat berjuang
menegakkan islam Buat aku jatuh cinta
padamu Dengan Menjadi sosok
pribadi tegar menghadapi
ujian kehidupan Ikhlas n sabar atas teguran
yang Alloh berikan Selalu ingatkan aku jika
niat tulus mulai pudar agar semakin menguatkan
aku pada jalan istiqomah Buat aku jatuh cinta
padamu Dengan sikapmu yg Selalu
merindui syahid di jalan
Illahi Pantang bagimu berpaling
dari hati Ya Robbul Izzati tunjukkan bahwa dirimu
menautkan hatimu pada
Illahi agar tidak terjatuh dalam
jurang cinta nafsu duniawi Buat aku jatuh cinta
padamu Dengan cintaimu kepada
Alloh karena dia adalah
segalannya Kau buat dirimu mampu
korbankanlah apa saja
karenanya Kau jadikan kecintaan pada
tuhan adalah yang utama Kau mampu menderita demi
kecintaanmu padanya Ketika kecintaan itu hadir
sebuah karunia indah bisa
mendapatkannya…
kecintaan kepada Alloh
adalah sebenar benarnya
cinta… yang tulus ikhlas memberikan cinta tanpa
berharap ia akan
terbalaskan… jika sebuah
hubungan didasari
kecintaan karena Alloh
maka ia akan senantiasa indah… ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀ ::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥:::::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥:::::♥::♥:: ::♥::♥: Allah Berfirman Dalam Al-
Quran: “… Allah mencintai
mereka dan mereka pun
mencintai-Nya …” (Q.s. Al-Maidah 5:54). Ya Allah, yang
membolakbalikan hati
kami selama ini aku
memang pernah tau
bagaimana rasanya
mencinta. Namun, aku berharap
bila cinta hadir
menyapaku lagi aku
tidak akan kehilangan
engkau. Ya Allah, selama ini aku
hanya berharap
semoga bisa mencintai
orang yang memiliki
cinta yang luar biasa
kepada- MU. Ya Allah, selama ini aku
juga berharap semoga
bisa di cintai oleh
orang yang bisa
mengarahkanku
menuju keridhoan-MU. Pintaku ya Allah
izinkan aku memiliki
rasa ini hingga ia
menjadi indah di dada
kami tanpa
mengurangi rasa cinta kami kepada-MU ::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥:::::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥::♥:: ::♥:::::♥::♥:: ::♥: ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀ _________________1¶¶¶¶1____1¶¶¶¶1 _______________¶¶¶¶¶¶¶¶¶__¶¶¶¶¶¶¶¶¶ ____¶¶1______1¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶1______¶¶¶ ___¶¶¶¶¶_____¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶_____¶¶¶¶¶ __1¶¶_¶¶¶____¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶____¶¶1_¶¶1 __¶¶___¶¶____¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶1____¶¶___¶¶ __¶¶___¶¶_____¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶_____¶¶___¶¶ _¶¶1___¶¶______¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶1______¶¶___1¶1 _¶¶____¶¶_______1¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶_______1¶¶___1¶¶ _¶¶_____¶¶________1¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶1_______1¶¶_____¶¶ _¶¶______¶¶¶________1¶¶¶¶¶¶¶¶_________¶¶¶______¶¶ __¶¶______1¶¶¶¶¶1______¶¶¶¶______1¶¶¶¶¶1______¶¶ __¶¶1________¶¶¶¶¶¶1____¶¶____1¶¶¶¶¶¶________1¶¶ ___¶¶1___________1¶¶¶________¶¶¶1___________1¶¶ ____¶¶¶_____________¶¶1____1¶¶_____________¶¶¶ _____1¶¶¶____________¶¶1__1¶¶____________¶¶¶1 _______¶¶¶¶___________¶¶__¶¶___________¶¶¶¶ _________1¶¶¶__________¶11¶__________¶¶¶1 ____________¶¶¶________¶¶¶¶________¶¶¶ _____________1¶¶1______¶¶¶¶______1¶¶ ____________________¶¶_____1¶11¶1_____¶¶ ** Senandung Kasih ** Sumber : (¯`*•.¸♥ surat
cinta sang kekasih ♥¸.•*
´¯)

Sabtu, 01 Oktober 2011

Kisah Perjalanan Cinta Seorang Istri

Cerita ini adalah kisah
nyata… dimana perjalanan
hidup ini ditulis oleh
seorang istri dalam sebuah
laptopnya. Bacalah, semoga kisah
nyata ini menjadi pelajaran
bagi kita semua. *** Cinta itu butuh kesabaran… Sampai dimanakah kita
harus bersabar menanti
cinta kita??? Hari itu.. aku dengannya
berkomitmen untuk
menjaga cinta kita... Aku menjadi perempuan yg
paling bahagia... Pernikahan kami sederhana
namun meriah... Ia menjadi pria yang sangat
romantis pada waktu itu. Aku bersyukur menikah
dengan seorang pria yang
shaleh, pintar, tampan &
mapan pula. Ketika kami berpacaran dia
sudah sukses dalam
karirnya. Kami akan berbulan madu
di tanah suci, itu janjinya
ketika kami berpacaran
dulu... Dan setelah menikah, aku
mengajaknya untuk umroh
ke tanah suci... Aku sangat bahagia
dengannya, dan dianya
juga sangat memanjakan
aku… sangat terlihat dari
rasa cinta dan rasa
sayangnya pada ku. Banyak orang yang bilang
kami adalah pasangan yang
serasi. Sangat terlihat sekali
bagaimana suamiku
memanjakanku. Dan aku
bahagia menikah dengannya. *** Lima tahun berlalu sudah
kami menjadi suami istri,
sangat tak terasa waktu
begitu cepat berjalan
walaupun kami hanya
hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum
bisa memberikannya
seorang malaikat kecil
(bayi) di tengah
keharmonisan rumah
tangga kami. Karena dia anak lelaki satu-
satunya dalam
keluarganya, jadi aku
harus berusaha untuk
mendapatkan penerus
generasi baginya. Alhamdulillah saat itu
suamiku mendukungku… Ia mengaggap Allah belum
mempercayai kami untuk
menjaga titipan-NYA. Tapi keluarganya mulai
resah. Dari awal kami
menikah, ibu & adiknya
tidak menyukaiku. Aku
sering mendapat perlakuan
yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku
selalu berusaha menutupi
hal itu dari suamiku… Didepan suami ku mereka
berlaku sangat baik
padaku, tapi dibelakang
suami ku, aku dihina-hina
oleh mereka… Pernah suatu ketika satu
tahun usia pernikahan
kami, suamiku mengalami
kecelakaan, mobilnya
hancur. Alhamdulillah suami
ku selamat dari maut yang hampir membuat ku
menjadi seorang janda itu. Ia dirawat dirumah sakit
pada saat dia belum
sadarkan diri setelah
kecelakaan. Aku selalu
menemaninya siang &
malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an.
Aku sibuk bolak-balik dari
rumah sakit dan dari
tempat aku melakukan
aktivitas sosial ku, aku
sibuk mengurus suamiku yang sakit karena
kecelakaan. Namun saat ketika aku
kembali ke rumah sakit
setelah dari rumah kami,
aku melihat di dalam
kamarnya ada ibu, adik-
adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu
juga.. aku melihat ada
seorang wanita yang
sangat akrab mengobrol
dengan ibu mertuaku.
Mereka tertawa menghibur suamiku. Alhamdulillah suamiku
ternyata sudah sadar, aku
menangis ketika melihat
suami ku sudah sadar, tapi
aku tak boleh sedih di
hadapannya. Kubuka pintu yang
tertutup rapat itu sambil
mengatakan,
“Assalammu’alaikum” dan
mereka menjawab salam
ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka
semua melihatku. Suamiku
menatapku penuh manja,
mungkin ia kangen padaku
karena sudah 5 hari mata
nya selalu tertutup. Tangannya melambai,
mengisyaratkan aku untuk
memegang tangannya erat.
Setelah aku
menghampirinya, kucium
tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia
pun menjawab salam ku
dengan suaranya yg lirih
namun penuh dengan cinta.
Aku pun senyum melihat
wajahnya. Lalu.. Ibu nya berbicara
denganku … “Fis, kenalkan ini Desi
teman Fikri”. Aku teringat cerita dari
suamiku bahwa teman
baiknya pernah
mencintainya, perempuan
itu bernama Desi dan dia
sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga
akhirnya aku bertemu
dengan orangnya juga.
Aku pun langsung berjabat
tangan dengannya, tak
banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak
mengerti apa yg mereka
bicarakan. Aku sibuk membersihkan &
mengobati luka-luka di
kepala suamiku, baru
sebentar aku
membersihkan mukanya,
tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku
keluar, ia minta ditemani ke
kantin. Dan suamiku pun
mengijinkannya. Kemudian
aku pun menemaninya. Tapi ketika di luar adik ipar
ku berkata, ”lebih baik kau
pulang saja, ada kami yg menjaga abang
disini. Kau istirahat saja. ” Anehnya, aku tak
diperbolehkan berpamitan
dengan suamiku dengan
alasan abang harus banyak
beristirahat dan karena
psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya
mempertanyakan mengapa
aku tidak diizinkan
berpamitan dengan
suamiku. Tapi tiba-tiba ibu
mertuaku datang menghampiriku dan ia juga
mengatakan hal yang sama.
Nantinya dia akan memberi
alasan pada suamiku
mengapa aku pulang tak
berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa
kata ibunya, baik ibunya
salah ataupun tidak,
suamiku tetap saja
membenarkannya.
Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit
itu dengan linangan air
mata. Sejak saat itu aku tidak
pernah diijinkan
menjenguk suamiku sampai
ia kembali dari rumah sakit.
Dan aku hanya bisa
menangis dalam kesendirianku. Menangis
mengapa mereka sangat
membenciku. *** Hari itu.. aku menangis
tanpa sebab, yang ada di
benakku aku takut
kehilangannya, aku takut
cintanya dibagi dengan
yang lain. Pagi itu, pada saat aku
membersihkan pekarangan
rumah kami, suamiku
memanggil ku ke taman
belakang, ia baru aja selesai
sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit
kami sambil melihat ikan-
ikan yang bertaburan di
kolam air mancur itu. Aku bertanya, ”Ada apa
kamu memanggilku?” Ia berkata, ”Besok aku
akan menjenguk
keluargaku di Sabang” Aku menjawab, ”Ia
sayang.. aku tahu, aku
sudah mengemasi barang-
barang kamu di travel bag
dan kamu sudah
memeegang tiket bukan?” “Ya tapi aku tak akan lama
disana, cuma 3 minggu aku
disana, aku juga sudah lama
tidak bertemu dengan
keluarga besarku sejak
kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”,
jawabnya tegas. “Mengapa baru sekarang
bicara, aku pikir hanya
seminggu saja kamu
disana?“, tanya ku balik
kepadanya penuh dengan
rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru
memberitahukan rencana
kepulanggannya itu,
padahal aku telah bersusah
payah mencarikan tiket
pesawat untuknya. ”Mama minta aku yang
menemaninya saat pulang
nanti”, jawabnya tegas. ”Sekarang aku ingin
seharian dengan kamu
karena nanti kita 3 minggu
tidak bertemu, ya kan?”,
lanjut nya lagi sambil
memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih
dengan keputusannya, tapi
tak boleh aku tunjukkan
pada nya. Bahagianya aku dimanja
dengan suami yang penuh
dengan rasa sayang &
cintanya walau terkadang
ia bersikap kurang adil
terhadapku. Aku hanya bisa tersenyum
saja, padahal aku ingin
bersama suamiku, tapi
karena keluarganya tidak
menyukaiku hanya karena
mereka cemburu padaku karena suamiku sangat
sayang padaku. Kemudian aku
memutuskan agar ia saja yg
pergi dan kami juga harus
berhemat dalam
pengeluaran anggaran
rumah tangga kami. Karena ini acara sakral bagi
keluarganya, jadi seluruh
keluarganya harus komplit.
Walaupun begitu, aku pun
tetap tak akan
diperdulikan oleh keluarganya harus datang
ataupun tidak. Tidak hadir
justru membuat mereka
sangat senang dan aku pun
tak mau membuat riuh
keluarga ini. Malam sebelum
kepergiannya, aku
menangis sambil
membereskan keperluan
yang akan dibawanya ke
Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang
jatuh dipipiku, lalu aku
peluk erat dirinya. Hati ini
bergumam tak merelakan
dia pergi seakan terjadi
sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku
hanya bisa menangis
karena akan ditinggal pergi
olehnya. Aku tidak pernah ditinggal
pergi selama ini, karena
kami selalu bersama-sama
kemana pun ia pergi. Apa mungkin aku sedih
karena aku sendirian dan
tidak memiliki teman,
karena biasanya hanya
pembantu sajalah teman
mengobrolku. Hati ini sedih akan di tinggal
pergi olehnya. Sampai keesokan harinya,
aku terus menangis..
menangisi kepergiannya.
Aku tak tahu mengapa
sesedih ini, perasaanku tak
enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku
harus percaya apada
suamiku. Dia pasti akan
selalu menelponku. *** Berjauhan dengan suamiku,
aku merasa sangat tidak
nyaman, aku merasa
sendiri. Untunglah aku
mempunyai kesibukan
sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu
kesepian ditinggal pergi ke
Sabang. Saat kami berhubungan
jarak jauh, komunikasi
kami memburuk dan aku
pun jatuh sakit. Rahimku
terasa sakit sekali seperti di
lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit
dirahimku ini, sampai-
sampai aku mengalami
pendarahan. Aku dilarikan
ke rumah sakit oleh adik
laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter
memvonis aku terkena
kanker mulut rahim
stadium 3. Aku menangis.. apa yang
bisa aku banggakan lagi.. Mertuaku akan semakin
menghinaku, suamiku yang
malang yang selalu
berharap akan punya
keturunan dari rahimku..
namun aku tak bisa memberikannya
keturunan. Dan kemudian
aku hanya bisa memeluk
adikku. Aku kangen pada suamiku,
aku selalu menunggu ia
pulang dan bertanya-tanya,
“kapankah ia segera
pulang?” aku tak tahu.. Sementara suamiku disana,
aku tidak tahu mengapa ia
selalu marah-marah jika
menelponku. Bagaimana
aku akan menceritakan
kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku.. Lebih baik aku tutupi dulu
tetang hal ini dan aku juga
tak mau membuatnya
khawatir selama ia berada
di Sabang. Lebih baik nanti saja ketika
ia sudah pulang dari
Sabang, aku akan cerita
padanya. Setiap hari aku
menanti suamiku pulang,
hari demi hari aku hitung… Sudah 3 minggu suamiku di
Sabang, malam itu ketika
aku sedang melihat foto-
foto kami, ponselku
berbunyi menandakan ada
sms yang masuk. Kubuka di inbox ponselku,
ternyata dari suamiku yang
sms. Ia menulis, “aku sudah beli
tiket untuk pulang, aku
pulangnya satu hari lagi,
aku akan kabarin lagi”. Hanya itu saja yang
diinfokannya. Aku ingin
marah, tapi aku pendam
saja ego yang tidak baik ini.
Hari yg aku tunggu pun
tiba, aku menantinya di rumah. Sebagai seorang istri, aku
pun berdandan yang cantik
dan memakai parfum
kesukaannya untuk
menyambut suamiku
pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan
masalah komunikasi kami
yg buruk akhir-akhir ini. Bel pun berbunyi,
kubukakan pintu
untuknya dan ia pun
mengucap salam. Sebelum
masuk, aku pegang
tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku
membungkuk untuk
melepaskan sepatu, kaos
kaki dan kucuci kedua
kakinya, aku tak mau ada
syaithan yang masuk ke dalam rumah kami. Setelah itu akupun berdiri
langsung mencium
tangannya tapi apa
reaksinya.. Masya Allah.. ia tidak
mencium keningku, ia
hanya diam dan langsung
naik keruangan atas,
kemudian mandi dan tidur
tanpa bertanya kabarku.. Aku hanya berpikir,
mungkin dia capek. Aku
pun segera merapikan
bawaan nya sampai aku
pun tertidur. Malam
menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada
tempat mengadu yaitu
Allah, Sang Maha Pencipta. Biasa nya kami selalu
berjama’ah, tapi karena
melihat nya tidur sangat
pulas, aku tak tega
membangunkannya. Aku
hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya,
lalu aku sholat tahajud 8
rakaat plus witir 3 raka’at. *** Aku mendengar suara
mobilnya, aku terbangun
lalu aku melihat dirinya dari
balkon kamar kami yang
bersiap-siap untuk pergi.
Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar.
Kemudian aku ambil
jilbabku dan aku berlari
dari atas ke bawah tanpa
memperdulikan darah yg
bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia
begitu cepat pergi. Aku merasa ada yang aneh
dengan suamiku. Ada apa
dengan suamiku? Mengapa
ia bersikap tidak biasa
terhadapku? Aku tidak bisa diam begitu
saja, firasatku mengatakan
ada sesuatu. Saat itu juga
aku langsung menelpon
kerumah mertuakudan
kebetulan Dian yang mengangkat telponnya,
aku bercerita dan aku
bertanya apa yang sedang
terjadi dengan suamiku.
Dengan enteng ia
menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun
langsung terputus. Ada apa ini? Tanya hatiku
penuh dalam kecemasan.
Mengapa suamiku berubah
setelah ia kembali dari kota
kelahirannya. Mengapa ia
tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku. Semakin hari ia menjadi
orang yang pendiam,
seakan ia telah melepas
tanggung jawabnya
sebagai seorang suami.
Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu
diintrogasinya. Selalu
bertanya aku dari mana
dan mengapa pulang
terlambat dan ia bertanya
dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah. Bahkan yang membuat ku
kaget, aku pernah
dituduhnya berzina dengan
mantan pacarku. Ingin
rasanya aku menampar
suamiku yang telah menuduhku serendah itu,
tapi aku selalu ingat..
sebagaimana pun salahnya
seorang suami, status suami
tetap di atas para istri, itu
pedoman yang aku pegang. Aku hanya berdo’a semoga
suamiku sadar akan
prilakunya. *** Dua tahun berlalu, suamiku
tak kunjung berubah juga.
Aku menangis setiap
malam, lelah menanti seperti
ini, kami seperti orang asing
yang baru saja berkenalan. Kemesraan yang kami
ciptakan dulu telah sirna.
Walaupun kondisinya tetap
seperti itu, aku tetap
merawatnya & menyiakan
segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku
simpan dengan baik dan
sekalipun ia tak pernah
bertanya perihal obat apa
yang aku minum.
Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun
telah aku pendam. Aku tak
tahu kapan ini semua akan
berakhir. Bersyukurlah.. aku punya
penghasilan sendiri dari
aktifitasku sebagai seorang
guru ngaji, jadi aku tak
perlu meminta uang
padanya hanya untuk pengobatan kankerku.
Aku pun hanya berobat
semampuku. Sungguh.. suami yang dulu
aku puja dan aku
banggakan, sekarang telah
menjadi orang asing
bagiku, setiap aku
bertanya ia selalu menyuruhku untuk
berpikir sendiri. Tiba-tiba
saja malam itu setelah
makan malam usai, suamiku
memanggilku. “Ya, ada apa Yah!” sahutku
dengan memanggil nama
kesayangannya “Ayah”. “Lusa kita siap-siap ke
Sabang ya.” Jawabnya
tegas. “Ada apa? Mengapa?”,
sahutku penuh dengan
keheranan. Astaghfirullah.. suami ku
yang dulu lembut tiba-tiba
saja menjadi kasar, dia
membentakku. Sehingga
tak ada lagi kelanjutan
diskusi antara kami. Dia mengatakan ”Kau ikut
saja jangan banyak
tanya!!” Lalu aku pun bersegera
mengemasi barang-barang
yang akan dibawa ke
Sabang sambil menangis,
sedih karena suamiku kini
tak ku kenal lagi. Dua tahun pacaran, lima
tahun kami menikah dan
sudah 2 tahun pula ia
menjadi orang asing
buatku. Ku lihat kamar
kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto
pernikahan kami, sekarang
menjadi dingin.. sangat
dingin dari batu es. Aku
menangis dengan
kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak
berteriak, tapi aku tak bisa. Suamiku tak suka dengan
wanita yang kasar,
ngomong dengan nada
tinggi, suka membanting
barang-barang. Dia bilang
perbuatan itu menunjukkan sikap
ketidakhormatan
kepadanya. Aku hanya bisa
bersabar menantinya bicara
dan sabar mengobati
penyakitku ini, dalam kesendirianku.. *** Kami telah sampai di
Sabang, aku masih merasa
lelah karena semalaman
aku tidak tidur karena
terus berpikir. Keluarga
besarnya juga telah berkumpul disana,
termasuk ibu & adik-
adiknya. Aku tidak tahu
ada acara apa ini.. Aku dan suamiku pun
masuk ke kamar kami.
Suamiku tak betah didalam
kamar tua itu, ia pun
langsung keluar bergabung
dengan keluarga besarnya. Baru saja aku membongkar
koper kami dan ingin
memasukkannya ke dalam
lemari tua yg berada di
dekat pintu kamar, lemari
tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba
Tante Lia, tante yang sangat
baik padaku memanggil ku
untuk bersegera
berkumpul diruang tengah,
aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada
ditengah rumah besar itu,
yang tampak seperti rumah
zaman peninggalan
belanda. Kemudian aku duduk
disamping suamiku, dan
suamiku menunduk penuh
dengan kebisuan, aku tak
berani bertanya padanya. Tiba-tiba saja neneknya,
orang yang dianggap
paling tua dan paling
berhak atas semuanya,
membuka pembicaraan. “Baiklah, karena kalian
telah berkumpul, nenek
ingin bicara dengan kau
Fisha”. Neneknya berbicara
sangat tegas, dengan sorot
mata yang tajam. ”Ada apa ya Nek?” sahutku
dengan penuh tanya.. Nenek pun menjawab,
“Kau telah bergabung
dengan keluarga kami
hampir 8 tahun, sampai saat
ini kami tak melihat tanda-
tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini
kau selalu keguguran!!“. Aku menangis.. untuk
inikah aku diundang
kemari? Untuk dihina
ataukah dipisahkan dengan
suamiku? “Sebenarnya kami sudah
punya calon untuk Fikri,
dari dulu.. sebelum kau
menikah dengannya. Tapi
Fikri anak yang keras
kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia
dengan kau.” Neneknya
berbicara sangat lantang,
mungkin logat orang
Sabang seperti itu semua. Aku hanya bisa tersenyum
dan melihat wajah suamiku
yang kosong matanya. “Dan aku dengar dari ibu
mertuamu kau pun sudah
berkenalan dengannya”,
neneknya masih
melanjutkan pembicaraan
itu. Sedangkan suamiku hanya
terdiam saja, tapi aku lihat
air matanya. Ingin aku
peluk suamiku agar ia kuat
dengan semua ini, tapi aku
tak punya keberanian itu. Neneknya masih saja
berbicara panjang lebar
dan yang terakhir dari
ucapannya dengan mimik
wajah yang sangat
menantang kemudian berkata, “kau maunya
gimana? kau dimadu atau
diceraikan?“ MasyaAllah.. kuatkan hati
ini.. aku ingin jatuh pingsan.
Hati ini seakan remuk
mendengarnya, hancur
hatiku. Mengapa
keluarganya bersikap seperti ini terhadapku.. Aku selalu munutupi
masalah ini dari kedua
orang tuaku yang tinggal di
pulau kayu, mereka mengira aku
sangat bahagia 2 tahun
belakangan ini. “Fish, jawab!.” Dengan
tegas Ibunya langsung
memintaku untuk
menjawab. Aku langsung memegang
tangan suamiku. Dengan
tangan yang dingin dan
gemetar aku menjawab
dengan tegas. ”Walaupun aku tidak bisa
berdiskusi dulu dengan
imamku, tapi aku dapat
berdiskusi dengannya
melalui bathiniah, untuk
kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan
menyambut baik seorang
wanita baru dirumah kami.” Itu yang aku jawab,
dengan kata lain aku rela
cintaku dibagi. Dan pada
saat itu juga suamiku
memandangku dengan
tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun
menetes di hadapan
mereka. Aku lalu bertanya kepada
suamiku, “Ayah siapakah
yang akan menjadi
sahabatku dirumah kita
nanti, yah?” Suamiku menjawab, ”Dia
Desi!” Aku pun langsung menarik
napas dan langsung
berbicara, ”Kapan
pernikahannya
berlangsung? Apa yang
harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.” Ayah mertuaku menjawab,
“Pernikahannya 2 minggu
lagi.” ”Baiklah kalo begitu saya
akan menelpon pembantu
di rumah, untuk
menyuruhnya mengurus
KK kami ke kelurahan
besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi
untuk pamit ke kamar. Tak tahan lagi.. air mata ini
akan turun, aku berjalan
sangat cepat, aku buka
pintu kamar dan aku
langsung duduk di tempat
tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat
rasanya menerima hal ini,
cintaku telah dibagi. Sakit.
Diiringi akutnya
penyakitku.. Apakah karena ini suamiku
menjadi orang yang asing
selama 2 tahun belakangan
ini? Aku berjalan menuju ke
meja rias, kubuka jilbabku,
aku bercermin sambil
bertanya-tanya, “sudah
tidak cantikkah aku ini?“ Ku ambil sisirku, aku
menyisiri rambutku yang
setiap hari rontok. Kulihat
wajahku, ternyata aku
memang sudah tidak cantik
lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku
sudah botak dibagian
tengahnya. Tiba-tiba pintu kamar ini
terbuka, ternyata suamiku
yang datang, ia berdiri
dibelakangku. Tak
kuhapus air mata ini, aku
bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu. Kami diam sejenak, lalu aku
mulai pembicaraan, “terima
kasih ayah, kamu memberi
sahabat kepada ku. Jadi
aku tak perlu sedih lagi saat
ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.” Suamiku mengangguk
sambil melihat kepalaku
tapi tak sedikitpun ia
tersenyum dan bertanya
kenapa rambutku rontok,
dia hanya mengatakan jangan salah memakai
shampo. Dalam hatiku bertanya,
“mengapa ia sangat cuek?”
dan ia sudah tak
memanjakanku lagi. Lalu
dia berkata, “sudah malam,
kita istirahat yuk!“ “Aku sholat isya dulu baru
aku tidur”, jawabku
tenang. Dalam sholat dan dalam
tidur aku menangis. Ku
hitung mundur waktu,
kapan aku akan berbagi
suami dengannya. Aku pun
ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku. Aku tak tahu kalau Desi
orang Sabang juga.
Sudahlah, ini mungkin
takdirku. Aku ingin
suamiku kembali seperti
dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa
sayang dan cintanya itu. *** Malam sebelum hari
pernikahan suamiku, aku
menulis curahan hatiku di
laptopku. Di laptop aku menulis saat-
saat terakhirku melihat
suamiku, aku marah pada
suamiku yang telah
menelantarkanku. Aku
menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas,
apa salahku? sampai ia
berlaku sekejam itu
kepadaku. Aku save di mydocument yang
bertitle “Aku Mencintaimu
Suamiku.” Hari pernikahan telah tiba,
aku telah siap, tapi aku tak
sanggup untuk keluar. Aku
berdiri didekat jendela, aku
melihat matahari, karena
mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi.
Aku berdiri sangat lama..
lalu suamiku yang telah siap
dengan pakaian
pengantinnya masuk dan
berbicara padaku. “Apakah kamu sudah
siap?” Kuhapus airmata yang
menetes diwajahku sambil
berkata : “Nanti jika ia telah sah jadi
istrimu, ketika kamu
membawa ia masuk
kedalam rumah ini, cucilah
kakinya sebagaimana
kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke
dalam kamar pengantin
bacakan do’a di ubun-
ubunnya sebagaimana
yang kamu lakukan
padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti
karena tak sanggup aku
meneruskan pembicaraan
itu, aku ingin menagis
meledak. Tiba-tiba suamiku
menjawab “Lalu apa
Bunda?” Aku kaget mendengar kata
itu, yang tadinya aku
menunduk seketika aku
langsung menatapnya
dengan mata yang
berbinar-binar… “Bisa kamu ulangi apa yang
kamu ucapkan barusan?”,
pintaku tuk menyakini
bahwa kuping ini tidak
salah mendengar. Dia mengangguk dan
berkata, ”Baik bunda akan
ayah ulangi, lalu apa
bunda?”, sambil ia mengelus
wajah dan menghapus
airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia
sangat tinggi, aku hanya
sedadanya saja. Dia tersenyum sambil
berkata, ”Kita liat saja nanti
ya!”. Dia memelukku dan
berkata, “bunda adalah
wanita yang paling kuat
yang ayah temui selain mama”. Kemudian ia mencium
keningku, aku langsung
memeluknya erat dan
berkata, “Ayah, apakah ini
akan segera berakhir?
Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah?
Aku kangen sama Ayah?
Aku kangen belaian kasih
sayang Ayah? Aku kangen
dengan manjanya Ayah?
Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus
Ayah tau, bahwa aku tidak
pernah berzinah! Dulu..
waktu awal kita pacaran,
aku memang belum bisa
melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru
bisa aku terima, jika yang
dihadapanku itu adalah
lelaki yang aku cari. Bukan
berarti aku pernah berzina
Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan
muncium kaki imamku
sambil berkata, ”Aku minta
maaf Ayah, telah
membuatmu susah”. Saat itu juga, diangkatnya
badanku.. ia hanya
menangis. Ia memelukku sangat lama,
2 tahun aku menanti
dirinya kembali. Tiba-tiba
perutku sakit, ia menyadari
bahwa ada yang tidak
beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik
saja kan?” tanyanya
dengan penuh khawatir. Aku pun menjawab, “bisa
memeluk dan melihat kamu
kembali seperti dulu itu
sudah mebuatku baik, Yah.
Aku hanya tak bisa bicara
sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau
membuat dia khawatir. Dia
harus khusyu menjalani
acara prosesi akad nikah
tersebut. *** Setelah tiba dimasjid, ijab-
qabul pun dimulai. Aku
duduk diseberang suamiku. Aku melihat suamiku
duduk berdampingan
dengan perempuan itu,
membuat hati ini cemburu,
ingin berteriak
mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat
akan kondisiku. Jantung ini berdebar
kencang saat mendengar
ijab-qabul tersebut. Begitu
ijab-qabul selesai, aku
menarik napas panjang.
Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati
aku berusaha untuk
menguatkan hati ini. Ya…
aku kuat. Tak sanggup aku melihat
mereka duduk bersanding
dipelaminan. Orang-orang
yang hadir di acara resepsi
itu iba melihatku, mereka
melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin
melihat wajahku yang
selalu tersenyum, tapi
dibalik itu.. hatiku
menangis. Sampai dirumah, suamiku
langsung masuk ke dalam
rumah begitu saja. Tak
mencuci kakinya. Aku
sangat heran dengan
perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan
pernikahan ini? Sementara itu Desi disambut
hangat di dalam keluarga
suamiku, tak seperti aku
dahulu, yang di musuhi. Malam ini aku tak bisa tidur,
bagaimana bisa? Suamiku
akan tidur dengan
perempuan yang sangat
aku cemburui. Aku tak
tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam
sana. Sepertiga malam pada saat
aku ingin sholat lail aku
keluar untuk berwudhu,
lalu aku melihat ada lelaki
yang mirip suamiku tidur
disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya
Allah.. suamiku tak tidur
dengan wanita itu, ia
ternyata tidur disofa, aku
duduk disofa itu sambil
menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang
tangan kiriku, tentu saja
aku kaget. “Kamu datang ke sini, aku
pun tahu”, ia berkata
seperti itu. Aku tersenyum
dan megajaknya sholat lail.
Setelah sholat lail ia berkata,
“maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu
menderita karena ego nya
aku. Besok kita pulang ke
Jakarta, biar Desi pulang
dengan mama, papa dan
juga adik-adikku” Aku menatapnya dengan
penuh keheranan. Tapi ia
langsung mengajakku
untuk istirahat. Saat tidur ia
memelukku sangat erat.
Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya
Allah.. apakah Engkau akan
menyuruh malaikat maut
untuk mengambil nyawaku
sekarang ini, karena aku
telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi..
masih bisakah engkau
ijinkan aku untuk
merasakan kehangatan
dari suamiku yang telah
hilang selama 2 tahun ini.. Suamiku berbisik, “Bunda
kok kurus?” Aku menangis dalam
kebisuan. Pelukannya
masih bisa aku rasakan. Aku pun berkata, “Ayah
kenapa tidak tidur dengan
Desi?” ”Aku kangen sama kamu
Bunda, aku tak mau
menyakitimu lagi. Kamu
sudah sering terluka oleh
sikapku yang egois.”
Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu. Lalu suamiku berkata, ”Bun,
ayah minta maaf telah
menelantarkan bunda..
Selama ayah di Sabang,
ayah dengar kalau bunda
tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar
sesuatu, seperti mengejar
harta ayah dan satu lagi..
ayah pernah melihat sms
bunda dengan mantan
pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau
berbuat “seperti itu” dan
tulisan seperti itu diberi
tanda kutip (“seperti itu”).
Ayah ingin ngomong tapi
takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau
bunda pernah tidur
dengannya sebelum bunda
bertemu ayah, terus ayah
dimarahi oleh keluarga
ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda” Hati ini sakit ketika difitnah
oleh suamiku, ketika tidak
ada kepercayaan di dirinya,
hanya karena omongan
keluarganya yang tidak
pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai
pasangan seumur hidupku
ini. Aku hanya menjawab,
“Aku sudah ceritakan itu
kan Yah. Aku tidak pernah
berzinah dan aku
mencintaimu setulus hatiku,
jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku
memilih kamu? Padahal
banyak lelaki yang lebih
mapan darimu waktu itu
Yah. Jika aku hanya
mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari
menangis karena menderita
mencintaimu.“ Entah aku harus bahagia
atau aku harus sedih
karena sahabatku
sendirian dikamar
pengantin itu. Malam itu,
aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku
dan berusaha
memaafkannya beserta
sikap keluarganya juga. Karena aku tak mau mati
dalam hati yang penuh
dengan rasa benci. *** Keesokan harinya… Ketika aku ingin terbangun
untuk mengambil wudhu,
kepalaku pusing, rahimku
sakit sekali.. aku mengalami
pendarahan dan suamiku
kaget bukan main, ia langsung menggendongku. Aku pun dilarikan ke
rumah sakit.. Dari kejauhan aku
mendengar suara zikir
suamiku.. Aku merasakan tanganku
basah.. Ketika kubuka mata ini,
kulihat wajah suamiku
penuh dengan rasa
kekhawatiran.saanku tak
enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku
harus percaya apada
suamiku. Dia pasti akan
selalu menelponku. *** Berjauhan dengan suamiku,
aku merasa sangat tidak
nyaman, aku merasa
sendiri. Untunglah aku
mempunyai kesibukan
sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu
kesepian ditinggal pergi ke
Sabang. Saat kami berhubungan
jarak jauh, komunikasi
kami memburuk dan aku
pun jatuh sakit. Rahimku
terasa sakit sekali seperti di
lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit
dirahimku ini, sampai-
sampai aku mengalami
pendarahan. Aku dilarikan
ke rumah sakit oleh adik
laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter
memvonis aku terkena
kanker mulut rahim
stadium 3. Aku menangis.. apa yang
bisa aku banggakan lagi.. Mertuaku akan semakin
menghinaku, suamiku yang
malang yang selalu
berharap akan punya
keturunan dari rahimku..
namun aku tak bisa memberikannya
keturunan. Dan kemudian
aku hanya bisa memeluk
adikku. Aku kangen pada suamiku,
aku selalu menunggu ia
pulang dan bertanya-tanya,
“kapankah ia segera
pulang?” aku tak tahu.. Sementara suamiku disana,
aku tidak tahu mengapa ia
selalu marah-marah jika
menelponku. Bagaimana
aku akan menceritakan
kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku.. Lebih baik aku tutupi dulu
tetang hal ini dan aku juga
tak mau membuatnya
khawatir selama ia berada
di Sabang. Lebih baik nanti saja ketika
ia sudah pulang dari
Sabang, aku akan cerita
padanya. Setiap hari aku
menanti suamiku pulang,
hari demi hari aku hitung… Sudah 3 minggu suamiku di
Sabang, malam itu ketika
aku sedang melihat foto-
foto kami, ponselku
berbunyi menandakan ada
sms yang masuk. Kubuka di inbox ponselku,
ternyata dari suamiku yang
sms. Ia menulis, “aku sudah beli
tiket untuk pulang, aku
pulangnya satu hari lagi,
aku akan kabarin lagi”. Hanya itu saja yang
diinfokannya. Aku ingin
marah, tapi aku pendam
saja ego yang tidak baik ini.
Hari yg aku tunggu pun
tiba, aku menantinya di rumah. Sebagai seorang istri, aku
pun berdandan yang cantik
dan memakai parfum
kesukaannya untuk
menyambut suamiku
pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan
masalah komunikasi kami
yg buruk akhir-akhir ini. Bel pun berbunyi,
kubukakan pintu
untuknya dan ia pun
mengucap salam. Sebelum
masuk, aku pegang
tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku
membungkuk untuk
melepaskan sepatu, kaos
kaki dan kucuci kedua
kakinya, aku tak mau ada
syaithan yang masuk ke dalam rumah kami. Setelah itu akupun berdiri
langsung mencium
tangannya tapi apa
reaksinya.. Masya Allah.. ia tidak
mencium keningku, ia
hanya diam dan langsung
naik keruangan atas,
kemudian mandi dan tidur
tanpa bertanya kabarku.. Aku hanya berpikir,
mungkin dia capek. Aku
pun segera merapikan
bawaan nya sampai aku
pun tertidur. Malam
menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada
tempat mengadu yaitu
Allah, Sang Maha Pencipta. Biasa nya kami selalu
berjama’ah, tapi karena
melihat nya tidur sangat
pulas, aku tak tega
membangunkannya. Aku
hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya,
lalu aku sholat tahajud 8
rakaat plus witir 3 raka’at. *** Aku mendengar suara
mobilnya, aku terbangun
lalu aku melihat dirinya dari
balkon kamar kami yang
bersiap-siap untuk pergi.
Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar.
Kemudian aku ambil
jilbabku dan aku berlari
dari atas ke bawah tanpa
memperdulikan darah yg
bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia
begitu cepat pergi. Aku merasa ada yang aneh
dengan suamiku. Ada apa
dengan suamiku? Mengapa
ia bersikap tidak biasa
terhadapku? Aku tidak bisa diam begitu
saja, firasatku mengatakan
ada sesuatu. Saat itu juga
aku langsung menelpon
kerumah mertuakudan
kebetulan Dian yang mengangkat telponnya,
aku bercerita dan aku
bertanya apa yang sedang
terjadi dengan suamiku.
Dengan enteng ia
menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun
langsung terputus. Ada apa ini? Tanya hatiku
penuh dalam kecemasan.
Mengapa suamiku berubah
setelah ia kembali dari kota
kelahirannya. Mengapa ia
tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku. Semakin hari ia menjadi
orang yang pendiam,
seakan ia telah melepas
tanggung jawabnya
sebagai seorang suami.
Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu
diintrogasinya. Selalu
bertanya aku dari mana
dan mengapa pulang
terlambat dan ia bertanya
dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah. Bahkan yang membuat ku
kaget, aku pernah
dituduhnya berzina dengan
mantan pacarku. Ingin
rasanya aku menampar
suamiku yang telah menuduhku serendah itu,
tapi aku selalu ingat..
sebagaimana pun salahnya
seorang suami, status suami
tetap di atas para istri, itu
pedoman yang aku pegang. Aku hanya berdo’a semoga
suamiku sadar akan
prilakunya. *** Dua tahun berlalu, suamiku
tak kunjung berubah juga.
Aku menangis setiap
malam, lelah menanti seperti
ini, kami seperti orang asing
yang baru saja berkenalan. Kemesraan yang kami
ciptakan dulu telah sirna.
Walaupun kondisinya tetap
seperti itu, aku tetap
merawatnya & menyiakan
segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku
simpan dengan baik dan
sekalipun ia tak pernah
bertanya perihal obat apa
yang aku minum.
Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun
telah aku pendam. Aku tak
tahu kapan ini semua akan
berakhir. Bersyukurlah.. aku punya
penghasilan sendiri dari
aktifitasku sebagai seorang
guru ngaji, jadi aku tak
perlu meminta uang
padanya hanya untuk pengobatan kankerku.
Aku pun hanya berobat
semampuku. Sungguh.. suami yang dulu
aku puja dan aku
banggakan, sekarang telah
menjadi orang asing
bagiku, setiap aku
bertanya ia selalu menyuruhku untuk
berpikir sendiri. Tiba-tiba
saja malam itu setelah
makan malam usai, suamiku
memanggilku. “Ya, ada apa Yah!” sahutku
dengan memanggil nama
kesayangannya “Ayah”. “Lusa kita siap-siap ke
Sabang ya.” Jawabnya
tegas. “Ada apa? Mengapa?”,
sahutku penuh dengan
keheranan. Astaghfirullah.. suami ku
yang dulu lembut tiba-tiba
saja menjadi kasar, dia
membentakku. Sehingga
tak ada lagi kelanjutan
diskusi antara kami. Dia mengatakan ”Kau ikut
saja jangan banyak
tanya!!” Lalu aku pun bersegera
mengemasi barang-barang
yang akan dibawa ke
Sabang sambil menangis,
sedih karena suamiku kini
tak ku kenal lagi. Dua tahun pacaran, lima
tahun kami menikah dan
sudah 2 tahun pula ia
menjadi orang asing
buatku. Ku lihat kamar
kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto
pernikahan kami, sekarang
menjadi dingin.. sangat
dingin dari batu es. Aku
menangis dengan
kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak
berteriak, tapi aku tak bisa. Suamiku tak suka dengan
wanita yang kasar,
ngomong dengan nada
tinggi, suka membanting
barang-barang. Dia bilang
perbuatan itu menunjukkan sikap
ketidakhormatan
kepadanya. Aku hanya bisa
bersabar menantinya bicara
dan sabar mengobati
penyakitku ini, dalam kesendirianku.. *** Kami telah sampai di
Sabang, aku masih merasa
lelah karena semalaman
aku tidak tidur karena
terus berpikir. Keluarga
besarnya juga telah berkumpul disana,
termasuk ibu & adik-
adiknya. Aku tidak tahu
ada acara apa ini.. Aku dan suamiku pun
masuk ke kamar kami.
Suamiku tak betah didalam
kamar tua itu, ia pun
langsung keluar bergabung
dengan keluarga besarnya. Baru saja aku membongkar
koper kami dan ingin
memasukkannya ke dalam
lemari tua yg berada di
dekat pintu kamar, lemari
tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba
Tante Lia, tante yang sangat
baik padaku memanggil ku
untuk bersegera
berkumpul diruang tengah,
aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada
ditengah rumah besar itu,
yang tampak seperti rumah
zaman peninggalan
belanda. Kemudian aku duduk
disamping suamiku, dan
suamiku menunduk penuh
dengan kebisuan, aku tak
berani bertanya padanya. Tiba-tiba saja neneknya,
orang yang dianggap
paling tua dan paling
berhak atas semuanya,
membuka pembicaraan. “Baiklah, karena kalian
telah berkumpul, nenek
ingin bicara dengan kau
Fisha”. Neneknya berbicara
sangat tegas, dengan sorot
mata yang tajam. ”Ada apa ya Nek?” sahutku
dengan penuh tanya.. Nenek pun menjawab,
“Kau telah bergabung
dengan keluarga kami
hampir 8 tahun, sampai saat
ini kami tak melihat tanda-
tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini
kau selalu keguguran!!“. Aku menangis.. untuk
inikah aku diundang
kemari? Untuk dihina
ataukah dipisahkan dengan
suamiku? “Sebenarnya kami sudah
punya calon untuk Fikri,
dari dulu.. sebelum kau
menikah dengannya. Tapi
Fikri anak yang keras
kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia
dengan kau.” Neneknya
berbicara sangat lantang,
mungkin logat orang
Sabang seperti itu semua. Aku hanya bisa tersenyum
dan melihat wajah suamiku
yang kosong matanya. “Dan aku dengar dari ibu
mertuamu kau pun sudah
berkenalan dengannya”,
neneknya masih
melanjutkan pembicaraan
itu. Sedangkan suamiku hanya
terdiam saja, tapi aku lihat
air matanya. Ingin aku
peluk suamiku agar ia kuat
dengan semua ini, tapi aku
tak punya keberanian itu. Neneknya masih saja
berbicara panjang lebar
dan yang terakhir dari
ucapannya dengan mimik
wajah yang sangat
menantang kemudian berkata, “kau maunya
gimana? kau dimadu atau
diceraikan?“ MasyaAllah.. kuatkan hati
ini.. aku ingin jatuh pingsan.
Hati ini seakan remuk
mendengarnya, hancur
hatiku. Mengapa
keluarganya bersikap seperti ini terhadapku.. Aku selalu munutupi
masalah ini dari kedua
orang tuaku yang tinggal di
pulau kayu, mereka mengira aku
sangat bahagia 2 tahun
belakangan ini. “Fish, jawab!.” Dengan
tegas Ibunya langsung
memintaku untuk
menjawab. Aku langsung memegang
tangan suamiku. Dengan
tangan yang dingin dan
gemetar aku menjawab
dengan tegas. ”Walaupun aku tidak bisa
berdiskusi dulu dengan
imamku, tapi aku dapat
berdiskusi dengannya
melalui bathiniah, untuk
kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan
menyambut baik seorang
wanita baru dirumah kami.” Itu yang aku jawab,
dengan kata lain aku rela
cintaku dibagi. Dan pada
saat itu juga suamiku
memandangku dengan
tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun
menetes di hadapan
mereka. Aku lalu bertanya kepada
suamiku, “Ayah siapakah
yang akan menjadi
sahabatku dirumah kita
nanti, yah?” Suamiku menjawab, ”Dia
Desi!” Aku pun langsung menarik
napas dan langsung
berbicara, ”Kapan
pernikahannya
berlangsung? Apa yang
harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.” Ayah mertuaku menjawab,
“Pernikahannya 2 minggu
lagi.” ”Baiklah kalo begitu saya
akan menelpon pembantu
di rumah, untuk
menyuruhnya mengurus
KK kami ke kelurahan
besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi
untuk pamit ke kamar. Tak tahan lagi.. air mata ini
akan turun, aku berjalan
sangat cepat, aku buka
pintu kamar dan aku
langsung duduk di tempat
tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat
rasanya menerima hal ini,
cintaku telah dibagi. Sakit.
Diiringi akutnya
penyakitku.. Apakah karena ini suamiku
menjadi orang yang asing
selama 2 tahun belakangan
ini? Aku berjalan menuju ke
meja rias, kubuka jilbabku,
aku bercermin sambil
bertanya-tanya, “sudah
tidak cantikkah aku ini?“ Ku ambil sisirku, aku
menyisiri rambutku yang
setiap hari rontok. Kulihat
wajahku, ternyata aku
memang sudah tidak cantik
lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku
sudah botak dibagian
tengahnya. Tiba-tiba pintu kamar ini
terbuka, ternyata suamiku
yang datang, ia berdiri
dibelakangku. Tak
kuhapus air mata ini, aku
bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu. Kami diam sejenak, lalu aku
mulai pembicaraan, “terima
kasih ayah, kamu memberi
sahabat kepada ku. Jadi
aku tak perlu sedih lagi saat
ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.” Suamiku mengangguk
sambil melihat kepalaku
tapi tak sedikitpun ia
tersenyum dan bertanya
kenapa rambutku rontok,
dia hanya mengatakan jangan salah memakai
shampo. Dalam hatiku bertanya,
“mengapa ia sangat cuek?”
dan ia sudah tak
memanjakanku lagi. Lalu
dia berkata, “sudah malam,
kita istirahat yuk!“ “Aku sholat isya dulu baru
aku tidur”, jawabku
tenang. Dalam sholat dan dalam
tidur aku menangis. Ku
hitung mundur waktu,
kapan aku akan berbagi
suami dengannya. Aku pun
ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku. Aku tak tahu kalau Desi
orang Sabang juga.
Sudahlah, ini mungkin
takdirku. Aku ingin
suamiku kembali seperti
dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa
sayang dan cintanya itu. *** Malam sebelum hari
pernikahan suamiku, aku
menulis curahan hatiku di
laptopku. Di laptop aku menulis saat-
saat terakhirku melihat
suamiku, aku marah pada
suamiku yang telah
menelantarkanku. Aku
menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas,
apa salahku? sampai ia
berlaku sekejam itu
kepadaku. Aku save di mydocument yang
bertitle “Aku Mencintaimu
Suamiku.” Hari pernikahan telah tiba,
aku telah siap, tapi aku tak
sanggup untuk keluar. Aku
berdiri didekat jendela, aku
melihat matahari, karena
mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi.
Aku berdiri sangat lama..
lalu suamiku yang telah siap
dengan pakaian
pengantinnya masuk dan
berbicara padaku. “Apakah kamu sudah
siap?” Kuhapus airmata yang
menetes diwajahku sambil
berkata : “Nanti jika ia telah sah jadi
istrimu, ketika kamu
membawa ia masuk
kedalam rumah ini, cucilah
kakinya sebagaimana
kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke
dalam kamar pengantin
bacakan do’a di ubun-
ubunnya sebagaimana
yang kamu lakukan
padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti
karena tak sanggup aku
meneruskan pembicaraan
itu, aku ingin menagis
meledak. Tiba-tiba suamiku
menjawab “Lalu apa
Bunda?” Aku kaget mendengar kata
itu, yang tadinya aku
menunduk seketika aku
langsung menatapnya
dengan mata yang
berbinar-binar… “Bisa kamu ulangi apa yang
kamu ucapkan barusan?”,
pintaku tuk menyakini
bahwa kuping ini tidak
salah mendengar. Dia mengangguk dan
berkata, ”Baik bunda akan
ayah ulangi, lalu apa
bunda?”, sambil ia mengelus
wajah dan menghapus
airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia
sangat tinggi, aku hanya
sedadanya saja. Dia tersenyum sambil
berkata, ”Kita liat saja nanti
ya!”. Dia memelukku dan
berkata, “bunda adalah
wanita yang paling kuat
yang ayah temui selain mama”. Kemudian ia mencium
keningku, aku langsung
memeluknya erat dan
berkata, “Ayah, apakah ini
akan segera berakhir?
Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah?
Aku kangen sama Ayah?
Aku kangen belaian kasih
sayang Ayah? Aku kangen
dengan manjanya Ayah?
Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus
Ayah tau, bahwa aku tidak
pernah berzinah! Dulu..
waktu awal kita pacaran,
aku memang belum bisa
melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru
bisa aku terima, jika yang
dihadapanku itu adalah
lelaki yang aku cari. Bukan
berarti aku pernah berzina
Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan
muncium kaki imamku
sambil berkata, ”Aku minta
maaf Ayah, telah
membuatmu susah”. Saat itu juga, diangkatnya
badanku.. ia hanya
menangis. Ia memelukku sangat lama,
2 tahun aku menanti
dirinya kembali. Tiba-tiba
perutku sakit, ia menyadari
bahwa ada yang tidak
beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik
saja kan?” tanyanya
dengan penuh khawatir. Aku pun menjawab, “bisa
memeluk dan melihat kamu
kembali seperti dulu itu
sudah mebuatku baik, Yah.
Aku hanya tak bisa bicara
sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau
membuat dia khawatir. Dia
harus khusyu menjalani
acara prosesi akad nikah
tersebut. *** Setelah tiba dimasjid, ijab-
qabul pun dimulai. Aku
duduk diseberang suamiku. Aku melihat suamiku
duduk berdampingan
dengan perempuan itu,
membuat hati ini cemburu,
ingin berteriak
mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat
akan kondisiku. Jantung ini berdebar
kencang saat mendengar
ijab-qabul tersebut. Begitu
ijab-qabul selesai, aku
menarik napas panjang.
Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati
aku berusaha untuk
menguatkan hati ini. Ya…
aku kuat. Tak sanggup aku melihat
mereka duduk bersanding
dipelaminan. Orang-orang
yang hadir di acara resepsi
itu iba melihatku, mereka
melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin
melihat wajahku yang
selalu tersenyum, tapi
dibalik itu.. hatiku
menangis. Sampai dirumah, suamiku
langsung masuk ke dalam
rumah begitu saja. Tak
mencuci kakinya. Aku
sangat heran dengan
perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan
pernikahan ini? Sementara itu Desi disambut
hangat di dalam keluarga
suamiku, tak seperti aku
dahulu, yang di musuhi. Malam ini aku tak bisa tidur,
bagaimana bisa? Suamiku
akan tidur dengan
perempuan yang sangat
aku cemburui. Aku tak
tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam
sana. Sepertiga malam pada saat
aku ingin sholat lail aku
keluar untuk berwudhu,
lalu aku melihat ada lelaki
yang mirip suamiku tidur
disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya
Allah.. suamiku tak tidur
dengan wanita itu, ia
ternyata tidur disofa, aku
duduk disofa itu sambil
menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang
tangan kiriku, tentu saja
aku kaget. “Kamu datang ke sini, aku
pun tahu”, ia berkata
seperti itu. Aku tersenyum
dan megajaknya sholat lail.
Setelah sholat lail ia berkata,
“maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu
menderita karena ego nya
aku. Besok kita pulang ke
Jakarta, biar Desi pulang
dengan mama, papa dan
juga adik-adikku” Aku menatapnya dengan
penuh keheranan. Tapi ia
langsung mengajakku
untuk istirahat. Saat tidur ia
memelukku sangat erat.
Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya
Allah.. apakah Engkau akan
menyuruh malaikat maut
untuk mengambil nyawaku
sekarang ini, karena aku
telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi..
masih bisakah engkau
ijinkan aku untuk
merasakan kehangatan
dari suamiku yang telah
hilang selama 2 tahun ini.. Suamiku berbisik, “Bunda
kok kurus?” Aku menangis dalam
kebisuan. Pelukannya
masih bisa aku rasakan. Aku pun berkata, “Ayah
kenapa tidak tidur dengan
Desi?” ”Aku kangen sama kamu
Bunda, aku tak mau
menyakitimu lagi. Kamu
sudah sering terluka oleh
sikapku yang egois.”
Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu. Lalu suamiku berkata, ”Bun,
ayah minta maaf telah
menelantarkan bunda..
Selama ayah di Sabang,
ayah dengar kalau bunda
tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar
sesuatu, seperti mengejar
harta ayah dan satu lagi..
ayah pernah melihat sms
bunda dengan mantan
pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau
berbuat “seperti itu” dan
tulisan seperti itu diberi
tanda kutip (“seperti itu”).
Ayah ingin ngomong tapi
takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau
bunda pernah tidur
dengannya sebelum bunda
bertemu ayah, terus ayah
dimarahi oleh keluarga
ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda” Hati ini sakit ketika difitnah
oleh suamiku, ketika tidak
ada kepercayaan di dirinya,
hanya karena omongan
keluarganya yang tidak
pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai
pasangan seumur hidupku
ini. Aku hanya menjawab,
“Aku sudah ceritakan itu
kan Yah. Aku tidak pernah
berzinah dan aku
mencintaimu setulus hatiku,
jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku
memilih kamu? Padahal
banyak lelaki yang lebih
mapan darimu waktu itu
Yah. Jika aku hanya
mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari
menangis karena menderita
mencintaimu.“ Entah aku harus bahagia
atau aku harus sedih
karena sahabatku
sendirian dikamar
pengantin itu. Malam itu,
aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku
dan berusaha
memaafkannya beserta
sikap keluarganya juga. Karena aku tak mau mati
dalam hati yang penuh
dengan rasa benci. *** Keesokan harinya… Ketika aku ingin terbangun
untuk mengambil wudhu,
kepalaku pusing, rahimku
sakit sekali.. aku mengalami
pendarahan dan suamiku
kaget bukan main, ia langsung menggendongku. Aku pun dilarikan ke
rumah sakit.. Dari kejauhan aku
mendengar suara zikir
suamiku.. Aku merasakan tanganku
basah.. Ketika kubuka mata ini,
kulihat wajah suamiku
penuh dengan rasa
kekhawatiran.