"KELUARGA MU`MIN ADALAH KELOMPOK TERKECIL DIDALAM KOMUNITAS ORANG IMAN BAHKAN MENJADI BAROMETER LEVEL KOMUNITAS DI ATASNYA"
( I )
Kalau keluarga orang iman bisa mewujudkan keluarga yg sakinah mawaddah warohmah dan bisa menghidupkan didalamnya:
1.mengaji Al-qur'an dan Al-hadist
2.mengamalkan Al-qur'an dan Al-hadist
3.mempersungguh dan membela didalam agama ALLOH
4.sambung persaudaraan sesama umat islam,dan selalu sambung/men update peraturan ALLOH,ROSUL dan para pengatur dan pengurus agama
5.mentaati perintah ALLOH,ROSUL dan para pengatur agama dan mentaati peraturan pemerintah yg syah serta berusaha menjadi warga negara yg baik
Maka dengan peparing ALLOH menjadi keniscayaan untuk kita bisa mewujudkan negara yg baldatun toyyibatun warobbun ghofur ,gemah ripah loh jinawi toto tentrem karto raharjoUntuk dapat,mewujudkannya, managemen keluraga harus terkelola dengan baik, dimana seorang suami/ayah sebagai imam/pemimpin keluarga dapat menjadi suami yg sholeh,menjadi pengayom ,pelindung yg mengatur keluarga dengan adil rofiq mukhsin,seorang istri/ibu sebagai wakil dan pengurus keluarga bisa menjadi istri yg sholekha bisa menjadi guru pembimbing utama untuk anak-anaknya
Nabi muhammad SAW bersabda:
Ingatlah setiap kalian adalah pengembala dan setiap kalian akan ditanya tentang pengembalaannya
seorang suami/ayah pengembala atas ahli rumahnya dan dia akan ditanya tentang kepengaturannya didalam kelurganya
dan seorang istri/ibu pengurus atas ahli rumah suaminya dan anak-anaknya dan dia akan ditanya tentang kepengurusannya (HR. Bukhori kitabulahkam hal 77-90)
Dan yg tidak kalah pentingnya nggota rumah tangga sebagai keluarga dimana para anggotanya sebagai manusia di samping membutuhkan sisi jasmani: makan, minum, pakaian dan lain-lain, dia juga membutuhkan sisi rohani. Kedua sisi ini saling mengisi dan berkait. Oleh karena itu keduanya mesti disinergikan. Salah satu sisi tidak patut mengambil jatah yang lain karena hal itu mengakibatkan ketimpangan. Jika sisi jasmani mendominasi maka anggota rumah tangga akan merasa gersang rohani. Seandainya mereka berbahagia maka itu hanya sebatas kebahagiaan lahir, sebaliknya jika sisi rohani mendominasi maka bisa mengakibatkan terbengkalainya sisi jasmani yang merupakan faktor penunjang bagi sisi rohani. Dalam kondisi sakit misalnya atau dalam kondisi lapar, jelas dalam batas-batas tertentu mengganggu sisi rohani,karenanya kemandirian ekonomi harus dihidupkan didalam keluarga dengan satu-satunya anggota keluraga mempunyai jiwa enterpreneur/jiwa pedagang seperti yg telah dicontohkan oleh ROSULULLOH SAW,beliau mempunyai jiwa dagang yg membuat beliau trampil dan mandiri,walaupun tidak harus semua anggota keluarga menjadi pedagang,dengan mempunyai jiwa dagang minimal mereka bisa kreatif,inovatif dan dapat menjual kemampuan prestasinya dan ide-ide kreatifnya sehingga mereka akan lebih mempunyai ketahan ekonomi,dan yg tidak boleh ketinggalan didalam mencari menikhtiarkannya harus diniati sebagai bagian dari ibadah kita kepada ALLOH AZZA WAJALLA
Selanjutnya setelah punya kemandirian duniawi kita harus ingat bahwa prioritas kita adalah ibadah ,materi dunia untuk menunjang kelancaran akhirat kita,masa depan yg gemilang yg harus kita capai sesungguhnya adalah surganya ALLOH, memperhatikan keadaan rumah tangga kaum muslimin saat ini, sisi rohani kurang –bahkan tidak- diberi perhatian memadai. Sisi jasmani begitu mendominasi. Suami atau bapak sebagai penanggung jawab berusaha memenuhi dan menyediakan apa yang dibutuhkan oleh keluarga dari sisi jasmani pada saat yang sama kebutuhan keluarga dari sisi rohani diabaikan. Dia mengira bahwa tanggung jawabnya selesai dengan memenuhi kebutuhan rumah tangga dari sisi jasmani padahal Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At-Tahrim: 6).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar