Melanjutkan perjuangan 41

Jokam Cyber Community [Berpengaruh Tidak Terpengaruh]

the best friendst

the best friendst
"Menampung Aspirasi, Menyampaikan Informasi, Menjalin Komunikasi, Mendekatkan Instituisi"

Senin, 13 Juni 2011

Tulang Rusuk Yang Hilang Oleh : Neng Olish

Cerita ini saya posting untuk seorang teman yang sedang
duduk termenung disana menyesali diri. Kehidupan cinta
yang penuh dengan pertengkaran membuat teman saya
ini merasa salah memilih calon pendamping hidupnya yaiu
sang pacar yang sudah 4 tahun menemani hari-harinya. cerita ini untuk kita semua yang sering kali membuat
sedihati orang yang kita sayang …..semoga kisah ini membuat perubahan akan perasaan pada sang kekasih….terima kasih untuk penulis cerita ini Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu
cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi
sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara
duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan
lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai
meminta kepastian. ya, tentang cinta. Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti)
Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa
Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari
tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita
untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati. ” Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang
indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda
ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan
kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup mereka
menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam
membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.
Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai
menjadi semakin panas.
Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari
keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak,
“Kamu nggak cinta lagi sama aku !” Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara
spontan balik berteriak, “Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku !” Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk
beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan
tak percaya pada apa yang telah dia dengar.
Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi
seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak
mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-
barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah
dan mencari pasangan sejati masing-masing. ” Lima tahun berlalu….. Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu
akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah
dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota
semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang
Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi
kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya. Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum
kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia
tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.
Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport,
di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan
perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.
Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan
berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau
kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan adayang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
“Good bye….” Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara
mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka
mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di
dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah
karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan
bodohnya dia patahkan. “Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah
fatal "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar