Melanjutkan perjuangan 41

Jokam Cyber Community [Berpengaruh Tidak Terpengaruh]

the best friendst

the best friendst
"Menampung Aspirasi, Menyampaikan Informasi, Menjalin Komunikasi, Mendekatkan Instituisi"

Sabtu, 03 September 2011

Cerpen cinta dari alissa

Rendi dan Ardian… dua
nama itulah yang selama 3
bulan terakhir mengisi hari-
hariku. Ardian… Dia datang pada saat
dimana aku sedang merasa
sangat kehilangan, hari-
hariku sedang
membosankan dan
menyedihkan. Aku baru saja putus cinta. Awal aku
mengenalnya karena tidak
sengaja mengirim sms.
Setelah itu kami sering
bertukar cerita, bertelpon
ria. Entahlah, aku tidak tahu
kapan cinta itu hadir dalam
hatiku dan aku juga tak
mengerti mengapa cinta itu
datang begitu cepat. Dan
yang lebih aku tak mengerti mengapa aku
harus mencintainya,
padahal kita tak pernah
bertemu. Aneh bukan? Tapi itulah
cinta, bila cinta tidak gila itu
tidak dikatakan cinta… Cinta itu harus gila. Entahlah, apakah dia
merasa hal yang sama
dengan apa yang kurasa?
Aku tak tahu. Hubunganku
dengan ardian tak pasti,
bertemankah atau berpacarankah… Berteman…mungkin dia
akan jadi seorang teman
yang baik, yang selalu mau
mendengar keluh kesahku
setiap hari Berpacaran…mungkin dia
akan jadi seorang pacar
yang setia, Berteman atau berpacaran
aku tak peduli. Aku merasa
nyaman… mendengar
suaranya dan mendengar
tawanya, dia selalu
menjalani kehidupannya dengan santai, seolah dia
tidak pernah
merencanakan hidupnya
esok akan bagaimana, dia
biarkan hidupnya mengalir.
Tapi itulah yang ku suka, tapi hal itu pula yang pada
akhirnya membuat aku
benci. Ardian datang lebih awal
daripada adit, mungkin jika
adit datang lebih awal, aku
akan jatuh cinta padanya. Rendi Aku mengenalnya karena
perjodohan orang tua. Saat
itu aku sedang menikmati
kedekatanku dengan
ardian. Entahlah, aku tidak tahu
kapan cinta itu datang di
hati rendi, aku tak mengerti
mengapa rendi sangat ingin
menikah denganku,
padahal perkenalan ini amat singkat. Entahlah,
apakah aku merasa hal
yang sama dengan rendi?
Aku tak tahu. Tapi yang
pasti aku kagum akan
kegigihan dan perhatian dia. Hubunganku dengan rendi
juga tak pasti, yang pasti
aku pernah menyakitinya
karena aku menolaknya Tapi hingga saat ini seolah
dia tak menyerah untuk
mengejarku.. Atau mungkin karena
target hidup dia yang
sudah tersusun rapi dari
tahun ketahun. Dia
manargetkan menikah
pada tahun ini, pada usia dia yang ke 27. itulah rendi, dia
selalu menyusun rencana
hidupnya jauh kedepan.
Bahkan 10 tahun, 20 tahun
kedepan sudah disusunnya
secara terperinci. Tapi itulah yang membuat aku
menolaknya, aku belum
lama mengenalnya, aku
pernah bertanya padanya,
apakah saat dia menulis
target hidupnya untuk menikah tahun ini, dia
membayangkan wanita
yang akan di nikahi itu
siapa? Aku yakin, wanita
yang dia bayangkan bukan
aku, tapi orang lain, entah aku tak pernah mau tahu
siapa wanita itu. Aku tak
pernah ada dalam rencana
hidup dia, karena
perkenalan kita masih
sangat singkat, tapi mengapa harus aku yang
harus terjebak dalam
target hidupnya? Sungguh rendi dan ardian
adalah dua pribadi yang
bertolak belakang Aku adalah seorang
wanita, yang selama 3
bulan ini dilema dengan
perasaanku sendiri. Secara
jelas aku menjelaskan
perasaanku terhadap 2 laki-laki itu pada
perkenalan mereka. Aku
seorang yang sangat simple
dalam hal mencintai
seseorang, aku selalu jatuh
cinta karena hal-hal yang sederhana, tapi seringkali
jatuh cinta tanpa sebuah
alasan. Kadang perasaan itu
datang tanpa aku tahu dan
mengapa harus pada orang
tersebut. Aku sudah bosan menjalani
kegagalan perjalanan
cintaku, beberapa bulan
sebelum aku mengenal
ardian dan rendi, aku
memutuskan untuk menyerahkan kepada
orangtuaku utuk memilih
seseorang untukku, oleh
karena itu mereka
mengenalkanku pada
rendi, anak seorang teman bapak. Karena sudah
terlanjur berjanji akan
mencoba untuk menerima
siapapun yang mereka pilih
aku menyetujui untuk
bertemu dan mencoba untuk mengenalnya. Selama beberapa bulan aku
mengenal mereka, aku
semakin yakin akan
perasaanku. Tapi saat aku
menolak lamaran rendi,
keadaan sudah terbalik, ardian tidak lagi
menginginkan aku menjadi
bagian hidupnya. Aku tak
tahu apakah alasan yang
dia berikan adalah benar
atau tidak, aku tak tahu. Saat aku menolak rendi,
banyak yang terluka,
mama, bapak, rendi, mbak
tanti bahkan mungkin yang
paling terluka adalah aku.
Aku hanya memikirkan dan mengikuti perasaanku
tanpa mau peduli perasaan
orang lain, tapi apa yang
aku dapat??? sekuat
apapun aku meyakini
perasaanku terhadapnya, toh sekarang dia
mengabaikannya. Mungkin
ini karma untukku… Aku ingin sekali melupakan
2 nama itu dalam hidupku.
Karena mereka membuat
aku pusing. Aku
merasakan apa yang rendi
rasa, aku merasakan bagaimana rasanya
diabaikan, mengharapkan
sesuatu yang tak pasti, tapi
aku juga tak ingin
mengabaikan perasaanku,
karena hubunganku dengan ardian tak seperti
yang aku harapkan.
Dengan jelas dia
mengatakan tidak
mencintaiku, dia mungkin
hanya mengganggap aku sekedar teman, seorang
teman yang kesepian. Kisah
ini bagaikan kisah cinta
segitiga yang tak berujung.
Jika aku tetap
mementingkan perasaanku, ada seseorang
yang terluka. Dan jika aku
menerima cinta rendi, aku
sendiri yang akan terluka.
Sampai akhirnya aku harus
memutus untuk melupakan keduanya, agar tak ada
yang merasa menang, agar
semua merasakan perih
yang sama. Tapi mungkin
perih itu hanya untukku
dan rendi, karena kami sama-sama melibatkan
perasaan yang dalam… Entah apa yang aku harus
ku ucapkan dipenghujung
kisah ini, maaf atau
terimakasih, yang pasti aku
mendapatkan satu
pelajaran yang sangat berharga dari kisah ini, aku
akan mengucapakan 2 kata
itu sebagai kata terakhirku.
Maaf untuk semua yang
secara sengaja atau tidak
sengaja terluka karena masalah ini, untuk mama n
bapak, maaf jika masalah ini
membuat suasana kita
sedikit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar