Melanjutkan perjuangan 41

Jokam Cyber Community [Berpengaruh Tidak Terpengaruh]

the best friendst

the best friendst
"Menampung Aspirasi, Menyampaikan Informasi, Menjalin Komunikasi, Mendekatkan Instituisi"

Jumat, 30 September 2011

Selingkar Keindahan Tangan Ibu Oleh Neng Olish

Ketika ibu saya
berkunjung, ibu mengajak
untuk shopping
bersamanya kerana dia
menginginkan sepasang
baju yang baru. Saya sebenarnya tidak
suka pergi membeli sesuatu
bersama dengan orang lain
dan saya bukanlah orang
yang sabar tetapi walaupun
demikian kami pergi juga ke pusat membeli baju
tersebut. Kami mengunjungi setiap
butik yang menyediakan
pakaian wanita dan ibu
saya mencoba sehelai demi
sehelai pakaian dan
mengembalikan semuanya. Seiring waktu yang berlalu,
saya mulai lelah dan
kelihatan jelas kecewa di
wajah ibu. Akhirnya pada
butik terakhir yang kami
kunjungi, ibu saya mencoba satu baju yang sangat
cantik. Dan kerana ketidak
sabaran saya, maka untuk
kali ini saya ikut masuk
dan berdiri bersama ibu
saya dalam fitting room,
saya melihat bagaimana ibu mencoba pakaian tersebut,
dan dengan susah mencoba
untuk mengenakannya. Ternyata tangan-
tangannya sudah mulai
dilumpuhkan oleh penyakit
radang sendi dan sebab itu
ibu agak kewalahan
melakukannya, seketika ketidaksabaran saya
digantikan oleh suatu rasa
kasihan yang mendalam
kepadanya. Saya berbalik pergi dan
coba menyembunyikan air
mata yang keluar tanpa
saya sadari. Setelah saya
mendapatkan ketenangan
lagi, saya kembali masuk ke fitting room untuk
membantu ibu mengenakan
pakaiannya. Pakaian ini begitu indah,
dan ibu membelinya.
Shopping kami telah
berakhir, tetapi kejadian
tersebut terukir dan tidak
dapat dilupakan dari ingatan. Sepanjang sisa hari itu,
pikiran saya tetap saja
kembali pada saat berada di
dalam fitting room tersebut
dan terbayang tangan ibu
saya yang sedang berusaha mengenakan pakaiannya. Kedua tangan yang
penuh dengan kasih,
yang pernah
menyuapi,
memandikan saya,
memakaikan baju, membelai dan
memeluk saya, dan
terlebih dari
semuanya, slalu
menadah berdoa
untuk saya. Sekarang tangan itu telah
menyentuh hati saya
dengan cara yang paling
berbekas dalam hati saya. Kemudian pada malam
harinya, saya pergi ke
kamar ibu dan mengambil
tangannya, lantas
menciumnya dan yang
membuatnya terkejut, saya memberitahunya bahwa
bagi saya kedua tangan
tersebut adalah tangan
yang paling indah di dunia
ini. Saya sangat bersyukur
bahwa Tuhan telah
membuat saya dapat
melihat dengan sejelasnya,
betapa bernilai dan
berrharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan
dari seorang ibu. Saya hanya dapat berdoa
bahwa suatu hari kelak
tangan saya dan hati saya
akan memiliki
keindahannya tersendiri. Dunia ini memiliki
banyak keajaiban,
segala ciptaan Tuhan
yang begitu agung,
tetapi tak satu pun
yang dapat menandingi keindahan
tangan Ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar