Melanjutkan perjuangan 41

Jokam Cyber Community [Berpengaruh Tidak Terpengaruh]

the best friendst

the best friendst
"Menampung Aspirasi, Menyampaikan Informasi, Menjalin Komunikasi, Mendekatkan Instituisi"

Minggu, 25 September 2011

Semangkuk Nasi Putih Oleh Neng Olish

Pada sebuah senja dua
puluh tahun yang lalu,
terdapat seorang pemuda
yang kelihatannya seperti
seorang mahasiswa
berjalan mondar mandir di depan sebuah rumah
makan cepat saji di kota
metropolitan, menunggu
sampai tamu direstoran
sudah agak sepi, dengan
sifat yang segan dan malu- malu dia masuk kedalam
restoran tersebut. "Tolong sajikan saya
semangkuk nasi putih." Dengan kepala menunduk
pemuda ini berkata kepada
pemilik rumah makan.
Sepasang suami istri muda
pemilik rumah makan,
memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk
nasi putih dan tidak
memesan lauk apapun, lalu
menghidangkan
semangkuk penuh nasi
putih untuknya. Ketika pemuda ini
menerima nasi putih dan
sedang membayar berkata
dengan pelan : "dapatkah menyiram
sedikit kuah sayur diatas
nasi saya." Istri pemilik rumah berkata
sambil tersenyum : "Ambil saja apa yang
engkau suka, tidak perlu
bayar !" Sebelum habis makan,
pemuda ini berpikir : "kuah
sayur gratis." Lalu memesan semangkuk
lagi nasi putih. "Semangkuk tidak cukup
anak muda, kali ini saya
akan berikan lebih banyak
lagi nasinya." Dengan
tersenyum ramah pemilik
rumah makan berkata kepada pemuda ini. "Bukan, saya akan
membawa pulang, besok
akan membawa ke sekolah
sebagai makan siang saya !" Mendengar perkataan
pemuda ini, pemilik rumah
makan berpikir pemuda ini
tentu dari keluarga miskin
di luar kota, demi menuntut
ilmu datang ke kota, mencari uang sendiri untuk
sekolah, kesulitan dalam
keuangan itu sudah pasti. Berpikir sampai disitu
pemilik rumah makan lalu
menaruh sepotong daging
dan sebutir telur
disembunyikan dibawah
nasi, kemudian membungkus nasi tersebut
sepintas terlihat hanya
sebungkus nasi putih saja
dan memberikan kepada
pemuda ini. Melihat perbuatannya,
istrinya mengetahui
suaminya sedang
membantu pemuda ini,
hanya dia tidak mengerti,
kenapa daging dan telur disembunyikan di bawah
nasi ? Suaminya kemudian
membisik kepadanya : "Jika pemuda ini melihat
kita menaruh lauk di
nasinya dia tentu akan
merasa bahwa kita
bersedekah kepadanya,
harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia
tidak akan datang lagi, jika
dia ke tempat lain hanya
membeli semangkuk nasi
putih, mana ada gizi untuk
bersekolah." "Engkau sungguh baik hati,
sudah menolong orang
masih menjaga harga
dirinya." "Jika saya tidak baik,
apakah engkau akan
menjadi istriku ?" Sepasang suami istri muda
ini merasa gembira dapat
membantu orang lain. "Terima kasih, saya sudah
selesai makan." Pemuda ini
pamit kepada mereka. Ketika dia mengambil
bungkusan nasinya, dia
membalikan badan melihat
dengan pandangan mata
berterima kasih kepada
mereka. "Besok singgah lagi,
engkau harus tetap
bersemangat !" katanya sambil
melambaikan tangan, dalam
perkataannya bermaksud
mengundang pemuda ini
besok jangan segan-segan
datang lagi. Sepasang mata pemuda ini
berkaca-kaca terharu,
mulai saat itu setiap sore
pemuda ini singgah ke
rumah makan mereka,
sama seperti biasa setiap hari hanya memakan
semangkuk nasi putih dan
membawa pulang
sebungkus untuk bekal
keesokan hari. Sudah pasti nasi yang
dibawa pulang setiap hari
terdapat lauk berbeda
yang tersembunyi setiap
hari, sampai pemuda ini
tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah
muncul lagi. Pada suatu hari, ketika
suami ini sudah berumur 50
tahun lebih, pemerintah
melayangkan sebuah surat
bahwa rumah makan
mereka harus digusur, tiba- tiba kehilangan mata
pencaharian dan mengingat
anak mereka yang
disekolahkan di luar negeri
yang perlu biaya setiap
bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis
dengan panik. Pada saat ini masuk
seorang pemuda yang
memakai pakaian
bermerek kelihatannya
seperti direktur dari kantor
bonafid. "Apa kabar?, saya adalah
wakil direktur dari sebuah
perusahaan, saya
diperintah oleh direktur
kami mengundang kalian
membuka kantin di perusahaan kami,
perusahaan kami telah
menyediakan semuanya
kalian hanya perlu
membawa koki dan
keahlian kalian kesana, keuntungannya akan
dibagi 2 dengan
perusahaan." "Siapakah direktur
diperusahaan kamu ?,
mengapa begitu baik
terhadap kami? saya tidak
ingat mengenal seorang
yang begitu mulia !" sepasang suami istri ini
berkata dengan terheran. "Kalian adalah penolong
dan kawan baik direktur
kami, direktur kami paling
suka makan telur dan
dendeng buatan kalian,
hanya itu yang saya tahu, yang lain setelah kalian
bertemu dengannya dapat
bertanya kepadanya." Akhirnya, pemuda yang
hanya memakan
semangkuk nasi putih ini
muncul, setelah bersusah
payah selama 20 tahun
akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan
bisnisnya dan sekarang
menjadi seorang direktur
yang sukses untuk
kerajaan bisnisnya. Dia merasa kesuksesan
pada saat ini adalah berkat
bantuan sepasang suami
istri ini, jika mereka tidak
membantunya dia tidak
mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya
dan menjadi sesukses
sekarang. Setelah berbincang-
bincang, suami istri ini pamit
hendak meninggalkan
kantornya. Pemuda ini
berdiri dari kursi
direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam
berkata kepada
mereka :"bersemangat ya !
dikemudian hari
perusahaan tergantung
kepada kalian, sampai bertemu besok !" Kebaikan hati dan balas
budi selamanya dalam
kehidupan manusia adalah
suatu perbuatan indah dan
yang paling mengharukan. TERHARU?, ayo mulai
jangan sungkan untuk
berbuat baik hari ini... Apa yang akan terjadi
besok, kita tidak pernah
tahu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar