Sebuah tulisan dari Sdr Rikrik Aulia Rahman
5 BAB
Haji Nur Hasan dipercaya telah membuat sebuah program “jenius” yang siapa saja yang menjalankan program ini wajib masuk surga !!, sebaliknya siapa saja yang tidak menjalankannya wajib masuk neraka. Program itu disebut dengan 5 Bab (Ngaji, Ngamal, Mbela, Sambung Jama’ah, Toat karena alloh).
Dalam Teks Daerahan bulan Maret 2011 disebutkan:
“Sebaliknya, barangsiapa yang tidak mau tetap menetapi memerlukan dan mempersungguh Qur’an Hadits Jama’ah secara 5 bab karena Allah sampai tutup pol ajal matinya masing-masing menurut firman Allah dalam Al-Qur’an dan sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dalam Al-hadits wajib masuk neraka berdasarkan dalil-dalil haq firman Allah…“.
Maksudnya Qur’an Hadits menurut pemahaman mereka dan maksud dari jama’ah adalah jama’ah mereka (Jama’ahnya Haji Nur Hasan), sebab mereka menyusulkannya dengan perkataan “secara 5 Bab”, yaitu program jama’ah mereka yang dicanangkan pertama kali oleh Haji Nur Hasan sebagaimana dalam Makalah CAI, dan tidak ada kelompok lain selain mereka yang mengenal istilah 5 bab.
Dalam Makalah CAI disebutkan bahwa ‘ide’ itu dimulai sejak tahun 1960,
Masa penataan (1960-1970)…. C. Mulai diijtihadi program ibadah jama’ah secara bertahap yaitu lima bab…
Siapakah sebenarnya Haji Nur Hasan ini, sehingga hanya dengan mengikuti program bikinannya sejak tahun 1960 yaitu “5 bab” seseorang itu wajib masuk surga?. Dan siapa yang tidak melaksanakannya wajib masuk neraka?. Bahkan jika seorang imam ingin mengetahui ‘tingkat kepahaman’ seorang jama’ahnya dia akan bertanya pada temannya, “Bagaimana 5 babnya lancar?”, jika lancar maka keimanannya dianggap tinggi, jika tidak maka sebaliknya.
Jika mereka berkilah, sesungguhnya isi dari lima bab itu baik…
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
[ SAYA AKAN MEMOTONG NYA DISINI : DARI ULASAN DIATAS SEAKAN2 SAUDARA RIKRIK MENGGUGAT 5 BAB, NAMUN JUSTRU SANGAT TERLIHAT KEJAHILANNYA MENGINGAT BANYAKNYA KATA-KATA YANG JIKA DI PIKIR DAN DI CERNA AKAN KONTRADIKTIF]
RIkrik berusaha seakan-akan memberikan pencerahan/informasi atas faham sesat yang bernama 5 bab, namun sayangnya dia menyembunyikan maksud yang sesungguhnya dari program 5 bab tersebut, dia tidak membeirkan informasi yang berimbang dan akhirnya berimbas pembentukan opini negative bahwa program 5 bab adalah SALAH DAN SESAT, betul begitu?? tapi tahukah anda (bagi yang awam) apakah 5 bab itu??? Lima bab adalah program ibadah atau dalam perusahaan lebih di kenal dengan sebutan S.O.P (standart Operation Prosedurnya ibadah)
Adapun 5 bab sendiri terdiri dari :
· Mengaji Alquran dan Hadits
· Mengamalkan apa yang telah di kajinya di Alquran dan Hadits tersebut
· Membela (berusaha sungguh) terhadap amalan yang telah di kaji di alquran dan Hadits
· Sambung Jama’ah Secara Alquran dan Hadits
· Dan Menthoati Perintah2 Allah, Rasul (mutlak)
Nah dari 5 program tersebut apakah ada yang salah??
Dan anehnya orang-orang yang menganggap program 5 bab itu adalah sesat justru mereka masih mengerjakannya.
· Apakah orang-orang yang sudah menganggap program 5 bab itu sesat mereka tidak lagi mengaji/daurah??
· Apakah orang-orang yang sudah menganggap program 5 bab itu sesat mereka tidak lagi mengamalkan apa-apa yang telah mereka fahami dari Alquran dan hadits?
· Apakah orang-orang yang sudah menganggap program 5 bab itu sesat mereka tidak lagi mereka tidak membela agama Allah dan pengamalan mereka misalkan mereka tidak infaq lagi untuk masjid2 tmpat Daurah dan lain sebagainya
· Apakah orang-orang yang sudah menganggap program 5 bab itu sesat mereka tidak lagi mereka sudah tidak thoat lagi pada Allah dan Rasul ??
Lalu siapakah disini yang sebenarnya SESAT DAN MENDUSTAKAN??? SIAPA YANG SEBENARNYA MEMELINTIR PENDAPATNYA?
Mereka gagal memahami bahwa sebenarnya nama 5 bab itu untuk menyebut 5 hal yang harus di jalani seorang muslim agar dia dapat beribadah secara sempurna dan kaffah. Rikrik memelintir pendapat, dan tidak mau memahami konsep 5 bab tsb dan hanya mempermasalahkan PENAMAAN 5 BAB SAJA (TIDAK MAU MEMAHAMI ATAU MEMANG MAU BERDUSTA?) sama dengan saya memberi nama orang yang mirip mister bean tinggi putih itu dengan sebutan ADAM AMRULLAH. Coba bayangkan jika si adam gak punya nama, dengan apa kita menghafalnya?lha wong cuma penamaan saja kok di permasalahkan.
Coba sekarang mereka menganggap 5 bab bid’ah, sesat, berarti
· Mengaji / Daurah adalah bid’ah dan sesat
· Mengamalkan amalan2 yang kita fahami di Alquran dan hadist adalah sesat dan
bid’ah
. Membela adalah bid'ah dan sesat
· Thoat Perintah Allah dan Rasul adalah bid’ah dan sesat
Dst
Disini bisa terbukti siapakah sebenarnya yang mendustakan dan merusak agama, MAU JADI APA AGAMA INI JIKA KITA MENGAJI, KITA MENGAMAL, KITA MEMBELA AGAMA ALLAH, KITA THOAT ALLAH DIANGGAP SESAT DAN BID’AH SADARKAH ANDA ORANG MACAM APA YANG MEMBID’AH KAN DAN MENGANGGAP SESAT 5 TAHAPAN DIATAS????
JADI FAHAMI LAH 5 BAB SECARA KAFFAH JANGAN HANYA MEMPERSOALKAN PENAMAAN ‘5 BAB’ SAJA, TAPI TIDAK MAU MEMAHAMINYA SECARA MENDALAM. ( ATAU GAGAL MEMAHAMI)
SETELAH ANDA MEMBACA TULISAN INI TENTU ANDA AKAN TAHU ORANG SEPERTI APAKAH RIKRIK ITU, PANTASKAH DIA DI AMBIL ILMUNYA?
DAN ANDA AKAN LEBIH BIJAKSANA DALAM MEMBACA SETIAP TULISAN2 YANG TENDENSIUS
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
D
Kami katakan, tidak setiap yang menurut kita baik itu, baik pula menurut Alloh Ta’ala…
perhatikan hadits berikut ini,
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْرُسُ الْإِسْلَامُ كَمَا يَدْرُسُ وَشْيُ الثَّوْبِ حَتَّى لَا يُدْرَى مَا صِيَامٌ وَلَا صَلَاةٌ وَلَا نُسُكٌ وَلَا صَدَقَةٌ وَلَيُسْرَى عَلَى كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي لَيْلَةٍ فَلَا يَبْقَى فِي الْأَرْضِ مِنْهُ آيَةٌ وَتَبْقَى طَوَائِفُ مِنْ النَّاسِ الشَّيْخُ الْكَبِيرُ وَالْعَجُوزُ يَقُولُونَ أَدْرَكْنَا آبَاءَنَا عَلَى هَذِهِ الْكَلِمَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَنَحْنُ نَقُولُهَا فَقَالَ لَهُ صِلَةُ مَا تُغْنِي عَنْهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَهُمْ لَا يَدْرُونَ مَا صَلَاةٌ وَلَا صِيَامٌ وَلَا نُسُكٌ وَلَا صَدَقَةٌ فَأَعْرَضَ عَنْهُ حُذَيْفَةُ ثُمَّ رَدَّهَا عَلَيْهِ ثَلَاثًا كُلَّ ذَلِكَ يُعْرِضُ عَنْهُ حُذَيْفَةُ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِ فِي الثَّالِثَةِ فَقَالَ يَا صِلَةُ تُنْجِيهِمْ مِنْ النَّارِ ثَلَاثًا
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman ia berkata : Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “(Ajaran) Islam akan terkikis sebagaimana hiasan baju yang terkikis sehingga tidak di ketahui apa itu puasa, apa itu shalat, apa itu ibadah dan apa itu sedekah, dan akan ditanggalkan Kitabullah di malam hari, sehingga tidak tersisa di muka bumi satu ayat pun. Yang tersisa adalah beberapa kelompok manusia yang telah lanjut usia dan lemah, mereka berkata, 'Kami menemui bapak-bapak kami di atas kalimat 'Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah', maka kami mengucapkannya". Shilah berkata kepadanya : " Apakah perkataan Laa ilaaha illallaah bermanfaat bagi mereka, meskipun mereka tidak mengetahui shalat, puasa, haji, dan shadaqah?". Lalu Hudzaifah berpaling darinya, lantas ia (Shilah bin Zufar) mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali. Kemudian Hudzifah menjawab : “Wahai Shilah, kalimat itu (laa ilaaha illallaah) akan menyelamatkan mereka dari api neraka”. Hudzaifah mengucapkan itu sebanyak tiga kali” (Ibnu Maajah no. 4049). (1)
Orang itu tidak “menetapi memerlukan dan mempersungguh Qur’an Hadits Jama’ah secara 5 bab” bahkan orang itu hanya mengikuti perkataan nenek moyangnya saja. Bukankah menurut pemahaman jama’ahnya Haji Nur Hasan orang tersebut wajib masuk neraka karena tidak “menetapi memerlukan dan mempersungguh Qur’an Hadits Jama’ah secara 5 bab”?. Akan tetapi justru menurut hadits ternyata mereka bisa masuk surga juga.
Disinilah batalnya segala anggapan baik kalau tidak disertai oleh syari’at. Seperti perkataan Nabi shallallahu’alaihi wasallam kepada Abu Dzar,
عَلَى رَغْمِ أَنْفِ أَبِي ذَرّ
“Walaupun tidak disukai Abu Dzar (mereka tetap akan masuk surga -pen)”.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، ثُمَّ مَاتَ عَلَى ذَلِكَ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ " قُلْتُ: وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ؟ قَالَ: «وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ» قُلْتُ: وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ؟ قَالَ: «وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ» ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ فِي الرَّابِعَةِ: «عَلَى رَغْمِ أَنْفِ أَبِي ذَرٍّ» قَالَ: فَخَرَجَ أَبُو ذَرٍّ وَهُوَ يَقُولُ: وَإِنْ رَغِمَ أَنْفُ أَبِي ذَرٍّ
“Tiada seorang hamba mengucapkan la illaha illallah lalu mati atas demikian itu melainkan ia masuk surga”. Bertanya Abu Dzar, “Walaupun berzina dan mencuri?”. Beliau menjawab, “Walaupun berzina dan mencuri”. Bertanya lagi Abu Dzar, “Walaupun berzina dan mencuri?”. Beliau menjawab, “Walaupun berzina dan mencuri”. Bertanya lagi Abu Dzar, “Walaupun berzina dan mencuri?”. Beliau shallallahu’alaihi wasallam menjawab, “Walaupun berzina dan mencuri”. Sampai tiga kali, kemudian kali keempat Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Walaupun tidak disukai Abu Dzar”. Maka keluarlah Abu Dzar dari tempat Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam sambil mengulang-ngulang kata, “Walaupun tidak disukai Abu Dzar, Walaupun tidak disukai Abu Dzar”.
Dalam lafazh Ahmad,
قَالَ: فَكَانَ أَبُو ذَرٍّ يُحَدِّثُ بِهَذَا بَعْدُ، وَيَقُولُ: وَإِنْ رَغِمَ أَنْفُ أَبِي ذَرٍّ
Berkata perawi, “Dan demikian seterusnya tiap kali Abu Dzar meriwayatkan hadits ini, tidak lupa mengucapkan kata-kata terakhir ini, “Walaupun tidak disukai Abu Dzar”.
Hadits ini shahih, dikeluarkan oleh Ahmad dalam Musnad (5/166) no. 21504, Bukhari dalam Shahih no. 5827, dan Muslim dalam Shahih (1/95) no. 94
Tidak ada komentar:
Posting Komentar