Melanjutkan perjuangan 41
Minggu, 07 Juli 2013
Seri Materi Tauhid
Pengantar
Segala puji hanya milik Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah tercinta, Imamul Muwahhidin, Muhammad ibnu ‘Abdillah, segenap keluarga, para sahabat dan umatnya yang setia.
Mengucapkan Laa ilaaha illallaah amatlah mudah, tapi menjadi orang yang beriman sangatlah susah. Tak seringan di lisan, karena di depan kalimat Tauhid yang diucapkan menanti konsekuensi dan pengorbanan, sebagai bukti iman dan jalan untuk mencapai tujuan penciptaan. Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa berfirman:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (mentauhidkan-Ku)” (Adz Dzaariyaat: 56)
Bencana datang bertubi-tubi menghantam negeri ini, menelan ribuan nyawa dan harta benda, namun tak jua membuat penduduk negeri ini tersadar dari lelap tidurnya dalam lumpur kemaksiatan. Mereka terlena dan tak hendak lagi untuk berfikir tentang tujuan Allah menciptakan mereka. Di bawah payung demokrasi jadilah gaya hidup yang hedonis, liberal, sekuler, dan materialistis telah menguasai benak sebagian besar penduduk negeri ini, maka hampir semuanya berkata bahwa itu adalah fenomena alam, sepertinya tak banyak yang berfikir itu adalah ujian atau peringatan, apalagi sampai berfikir itu adalah ‘adzab dari Allah yang telah murka. What’s wrong…??? Adakah yang salah dengan negara dan penduduknya yang konon katanya memegang peringkat jumlah muslim terbesar di dunia ini….?
Mereka berteriak “Kami muslim…!”, tapi mereka meminta rizqi kepada orang yang sudah tiada atau kepada jin penunggu goa.
Mereka berkata “Kami mu’min, Allahu Akbar…!”, namun mereka membuat tumbal dan sesajen bahkan ikut berpesta dalam hari raya kaum kuffar.
Mereka berbicara “Kami bertaqwa”, sedangkan kepada hukum thaghutmereka merujuk hukum dan meminta fatwa.
Mereka menolak penegakan hukum Allah…!!!
Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Ibadatilah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu,…”(An Nahl: 36)
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku (mengklaim) dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan mengingkari thaghut itu dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (An Nisaa: 60)
Demi Allah, disadari atau tidak oleh penderitanya, ternyata beragam syirik, kekufuran dan kemurtadan telah menjadi penyakit ganas yang mewabah, meraksuki setiap sendi kehidupan umat, dan yang paling banyak meminta korban -bahkan juga dari kalangan yang mengklaim dirinya sebagai ‘ulama atau aktivis dakwah- adalah syirik dalam hukum, maka penulis kumpulan risalah ini, yaitu Al Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman merasa mendapatkan “an emergency call” untuk terus melakukan sesuatu bagi kebaikan umat ini dengan memperbanyak menulis pembahasan syirik dalam hukum dan salah satunya adalah SERI MATERI TAUHID ini yang merupakan kumpulan tulisan dan saduran ceramah beliau, sehingga seruan dari para Singa Tauhid –‘ulama muhaqqiqin- untuk kembali kepada hukum Allah dan mencapai kembali kejayaan Khilafah Islamiyyah… lebih menggema insya Allah…aamiin.
Sebelum menutup pengantar ini, izinkanlah saya untuk mengutip beberapa kalimat yang saya harapkan dapat menggugah kesadaran kita yang masih tertidur atau bahkan “koma” dalam keterpurukan, kita yang masih terbuai mimpi indah “perjuangan” memperbaiki taraf hidup dengan berbekal isme-isme yang ternyata muncul dari ekstrimis Yahudi, kaum Masuniah (Freemasonry):
Humanisme (Kemanusiaan)
“Kemanusiaan itu harus kita jadikan sebagai tujuan selain dari Allah. Jadikanlah kemanusiaan itu sebagai tuhan untuk disembah. Bentuklah etika kemanusiaan sebagai pengganti etika agama. Tidaklah cukup bagi kita hanya mengalahkan mereka (para pemeluk agama) dan peribadatannya dengan humanisme sejati, melainkan harus dapat memusnahkan mereka dengan humanisme itu”. (Notulen Kongres Freemasonry Begardo 1911 dalam Asrar Masuniah)
Sekulerisme
“Sesungguhnya dalam berjuang melawan agama-agama itu tidak akan ada akhirnya, kecuali agama itu sudah dipisahkan dari negara” (Majalah Freemasonry ‘Accacia’, 1903: 806)
“Dekatilah para pemimpin agama itu, ajaklah mereka duduk di majelis kita agar mereka menjadi ulama sekuler”. (Majalah Freemasonry ‘Cabana’, 1934)
Demokrasi
Freemasonry berusaha keras mendirikan republik-republik demokrasi di seluruh muka bumi ini. Freemasonry adalah pengawal jiwa demokrasi. Freemasonry berupaya keras untuk meratakan paham demokrasi di seluruh negeri dan menentang segala pengkastaan dalam masyarakat.
Monoteisme
Freemasonry merujuk amanat-amanat lama agar semua manusia berkeyakinan akan keesaan Eloh dengan tafsir dan falsafah masing-masing. Freemasonry menghormati semua agama dan freemasonry meyakinkan semua anggotanya agar mengakui kenbenaran dan kesucian semua agama.
(Maha Suci Allah, ternyata konsep monoteisme Freemasonry serupadengan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa di negeri ini.)
Semoga kumpulan risalah “SERI MATERI TAUHID” ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk dikaji dan diamalkan dalam kehidupan. Inilah saatnya mereformasi diri atau bahkan merevolusinya, jangan pernah berkata -misalnya- “Saya sudah merasa cukup dengan keislaman saya ini, saya kan sudah jadi aktivis dakwah, saya sudah tahu Islam yang haq”, karena saat kita membaca dan terus belajar, masya Allah… justeru kita menemukan betapa banyaknya hal yang belum kita ketahui dan barulah kita menyadari betapa jahil-nya diri kita ini, serta jadilah kita mengerti betapa pentingnya memahami Tauhid secara utuh. Setelah itu, maka kita akan menemui tantangan hidup yang sesungguhnya… dan barulah pengorbanan dan persaudaraan kita akan bermakna. Semua itu demi meraih ridha Allah dan surga-Nya, so tunggu apa lagi? Hanya kepada Allah-lah kita memohon pertolongan.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (Al Baqarah: 214)
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan” (Ali ‘Imran: 186).
Teriring salam dan do’a bagi para ‘ulama dan du’at Tauhid,
Yang selalu menggelorakan semangat penegakan Tauhid dan Jihad
Di seluruh penjuru dunia, -semoga Allah menjaga mereka-
Semoga Allah memenangkan para mujahidin atas musuh-musuhnya
Di setiap tempat dan semoga Allah melindungi mu’minin yang lemah
Dari penindasan kaum kuffar di seluruh penjuru bumi,
Aamiin…
(Takbir..!!! Allahu Akbar…!!!)
Yaa Allah…, sesungguhnya hamba memohon kekuatan untuk sabar dan istiqamah di atas millah Tauhid hingga akhir hayat… Aamiin. Akhir kata, segala puji bagi Allah Tuhan semesta, shalawat dan salam bagi Rasulullah Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya. Mohon maaf atas segala kekurangan (khususnya dari editor yang penuh keterbatasan) dan saran pembaca selalu dinantikan. Jazaakumullahu khairan.
Bumi Allah, 23 Shafar 1429
Melalui media massa kita kerap membaca, mendengar atau menyaksikan berita tentang mereka yang mengaku sebagai muslim merayakan Natal Bersama, Imlek Bersama, Valentine’s Day, Pesta Tahun Baru Masehi, April Mop, atau minimal menonton dengan gembira Pawai Ogoh-Ogoh menjelang Hari Raya Nyepi dan fenomena lain yang memprihatinkan.
Walau telah diedit tanpa merubah isinya, bahasa lisan masih terasa kental mewarnai beberapa bagian kumpulan risalah ini.
Semua kutipan diambil dari ‘JARINGAN GELAP FREEMASONRY, Sejarah & Perkembangannya Hingga Ke Indonesia’, hal: 28-30, A.D. EL MARZDEDEQ. DIM.AV. (Syaamil Cipta Media, cet ke-3, Jan 2007)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar